Sabtu, 08 Juli 2017

Runtuhnya Muka Garuda

Riak suara pecah membentur kedaulatan..
Terbang dengan sayap terikat membuatmu terjatuh dilumpur zaman...

Perlahan bulu-bulu sayapmu dicerabuti oleh pemilikmu, yang sudah terhipnotis iblis seberang..
Menelanjangi kehormatan dan kewibawaanmu...

Matamu yang tajam kini rabun dilempari debu gurun...
Cakar tajammu terantai besi kemunafikan...

Pilar-pilarmu kini jadi barang dagangan kaum iblis mengatasnamakan agamawan...

Mural berbaju moral datang berkendara unta dan singa menerbar senyum kebencian...

Perbedaan yang kau satukan dalam cengkraman kini dilucuti muka kedurhakaan...

Garuda mukamu dikudung kain cadar tanah tak bertuan...
Kala semua berjibaku berpangku tangan...

Justru mereka yang sering mengucap jargon perdamaian..
Kini meludahi pilar pertamamu atas nama Ketuhanan...

Kini engkau terbuang jauh di tanah yang pernah kau perjuangkan...
Betapa piciknya mereka yang menggadaikan keluhuran demi paham ideologi kematian...

Garuda bangkit dan sembuhlah aku dan kita rindu akan teriakan cinta dan sayap dharma yang ada di deret dada dan puisi di jangga kayu tempatmu bertengger dengan gagah nan hati merendah...

Salamku memelukmu, salamku untuk Indonesiaku salamku untuk Pancasilaku...

By: Tunjung Dhimas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...