Jumat, 15 Desember 2017

Alam dalam huruf Alif Lam Mim

Saya akan membabarkan hasil permenungan saya dari kode yang diungkapkan oleh:

Romo Krath. Bandy Nagoro
" Alam dalam huruf Alif Lam Mim"

Alif berlokus pada kening, Lam berlokus pada rongga dada, serta Mim berlokus pada tali pusat (perut).

Mengacu dari manuskrip suluk linglung Kanjeng Sunan Bonang;

Sejatining Allah iku pandulu ugerane ana ing sigaran jagad alif asmo wadah manungso wujud, sejatining  ingsun wes ambabarake wujud ingsung ana ing blegere manungso wujud.  Ingsun nyerat jism alif latief kang kababar ana ing bait ingsun; bait siji kasebut baitul mukkadas, bait loro kasebut bait beltajemur adammakna, bait katelu bait Alif Mukawadisi. Bait baitul mukkadas isine:
Sejatining parameyan ingsung lungguhe ana ing sirahe adam sakjroning sirah iku utek sakjroning utek iku dimak sak jroning dimak iku cipta ingsun kang murbo wisesa. Sejatining klarat ingsung lungguhe ana ing dadane adam sakjroning dada jantung sak jroning jantung ana ikeran howo ingsun tumuwuh wit sajaratul yakin kang kasebut rasa sejati sejatining rasa. Sejatining daya ingsun lungguhe ana ing wetenge adam sakjroning weteng usus sakjroning usus kalingga kang muser dadi daya ingsun. Iku sejatining kawujudan ingsung kang wus kawadah ono shiro jagad alit kang karan manungso wujud kang katuwuh dadi telu-telune tri tunggal cipta, rasa, karsa kang mamengku titah ingsun manungsa wujud lumaku ana ing gelaran jagad ambyar. Sirep kamungkut kari sak mrico jinumput.

Artinya:

Sejatinya Allah itu berada pada belahan alif bernama manusia berwujud, sejatinya AKu sudah membabarkan wujud-Ku di dalam manusia berwujud. AKu sudah membabar jism alif latief yang sudah tersirat dalam bait-Ku;  bait pertama adalah bait baitul mukkadas, bait ke dua adalah bait beltajemuradammakna, bait ketiga adalah bait alif mukkawadisi. Bait baitul mukkadas berisi ; sejatinya pusat keramaian-Ku berada di dalam kepala Adam, dalam kepala adam berisi otak, dalam otak adam berisi dimak, dalam dimak berisi cipta-Ku yang mewakili kehendak. Sejatinya klarat/ cahaya-Ku berada di dalam dada Adam di dalam dada Adam berisi jantung, dalam jantung ada pusat hawa-Ku yang berawal dari pohon keyakinan disebut rasa sejati. Sejatinya daya-Ku berada di perut adam di dalam perut berisi usus dalamnya lagi berisi kalingga yang melingkar menjadi daya-Ku. Itu semua adalah Kawujudan-Ku yang sudah ku tuangkan pada wadah yang kusebut Manusia berwujud yang menyatu menjadi tritunggal untuk menopang titah manusia berada di gelaran jagad luas. Hanya akan tergulung menjadi sebiji mrica.

(Serat, Wejangan Suluk Linglung Kanjeng Sunan Bonang).

Dari naskah tersebut jika dikupas makna Alif Lam Mim sangat mendalam sekali, disana jelas menerangkan bahwa Tuhan dan Manusia adalah kesatuan yang utuh. Jika manusia adalah perangkat kasar maka Tuhan menjadi perangkat halus. Dua sejoli manusia dan Tuhan ini sesungguhnya telah beriringan dalam satu periode kehidupan. Manusia sesungguhnya hanya sebutan sebagai pemetaan bahwa keterbatasan menjadi syarat mutlak menaiki tangga dasar kesadaran dalam kehidupan. Walau sejatinya manusia adalah organ bagian dari Sang Tuhan itu sendiri.  Karena Tuhan tidak bisa dikatakan mahluk, tapi Ia lah yang mengada meliputi apapun termasuk mahluk. Pemisahan kata "Tuhan" dan "manusia" adalah bentuk lain klaim pengakuan semata mengingat bahwa mahluk memiliki keterbatasan. Agar memudahkan manusia mengelola pikiran dan perasaannya sendiri untuk menggapai keseluruhan dari perangkatnya sendiri yang dipercayai sebagai Tuhan.

Mengurai Alam dalam huruf Alif Lam Mim.

Dalan khazanah penciptaan yang meliputi dunia paradoks multitrasenden, alam di bagi menjadi dua pula alam makro dan alam mikro , yang memenuhi keseluruhan realitas kosmik. Jika dalam bible, religion dan manuskrip dipetakan sebagai "Tuhan dan Manusia" , sementara dalam kajian sains dipetakan sebagai "Makro kosmos dan Mikro kosmos".  Dari kedua pemetaan itu diturunkan lagi menjadi multimeta yang beragam-ragam dan kompleks. Sesungguhnya Alif Lam Mim dalam diri manusia berlokus pada kepala, dada/hati, dan tali pusat/ perut. Yang secara epistemologi disebut sebagai Alif adalah kepala yang berisi cipta atau pikiran yang melahirkan ide-ide kreatif, jika dikelola kekuatan pikiran/ ciptalah yang melahirkan penciptaan-penciptaan warna warni dunia fana ini melalui setiap pribadi. Namun juga sering kali pikiran yang membuat hasrat pribadi manusia menjadi seorang perusak dan disharmonis.  Lam adalah dada/ hati yang berisi rasa/ qolbu, ia sebagai pengontrol dari keseluruhan unsur diri manusia. Perangkat rasa ini juga menjadi penyeimbang penuh dan memiliki daya tangkap luas dari keseluruhan hukum realitas, yang merupakan kiblat sifat Tuhan  yaitu kasih dan kebijaksanaan.  Mim adalah tali pusat atau perut, yang berisi daya/ karsa, perangkat ini yang memberikan kekuatan,  yang menjadi dorongan manusia untuk bertindak menggerakan seluruh organ tubuhnya untuk menggapai tujuan.  Dalam pradaya sains manusia secara alami juga memiliki sistem kelistrikan, jika Alif/ brain menjadi benih kelistrikan yang berupa neuron maka  sistemik proton-elektron mengkontemplasi karsa yang berada di talipusat, sementara Lam/ rasa menjadi resistor (tahanan dan keseimbangan).

Mahadaya semesta sungguh unik membentuk diri manusia yang merupakan robot paling spektakuler yang luar biasa dengan segala kompleksitas sistemiknya. Alif Lam Mim menjadi pondasi kongkrit keseimbangan. Yang masing-masing dari tiga unsur tersebut memiliki kinerja masing-masing sesuai pradaya kuasanya. Dalam ajaran kapitayan dan hindu, semesta memiliki tiga siklus yaitu mencipta, merawat, dan merusak yang menjadi syarat berjalannya kehidupan. Dalam mayapada mungkin konstelasi alam mencipta gunung berupa gundukan tanah kemudian merawat segala pepohonan dan binatang penghuni gunung, kemudian gunung meletus dan merusak segala unsur penghuni gunung. Lalu konstelasi alam melalui hujan, daur larva, dan pengolahan lainya menumbuhkan bibit baru mengadakan pembaharuan, serta dirawat menjadi gunung lestari lagi, kemudian meletus dan rusak lagi. Demikian beitulah tiga siklus kehidupan yang berada pada Alif Lam Mim.

Begitu pula dalam alam mikro manusia, pikiran mencipta ide, untuk mendapat dan mengolah makanan, kemudian makanan direasorbsi hati, sisanya dibusukan usus kemudian dikeluarkan menjadi kotoran, kotoran dikembalikan ke bumi, bumi memberi benih hewani dan nabati kemudian diambil lagi menjadi sumber makanan dan seterusnya berulang-ulang. Dalam ajaran hindu Alif Lam Mim adalah Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai perawat, dan Siwa sebagai perusak/ pembusukan.

Sebenarnya secara ringkas Tuhan telah mempribadi melalui Alif Lam Mim pada diri manusia. Hendaknya manusia mengelola Alif Lam Mim pada dirinya untuk mencapai puncak hakikat kesadaran. Serta menjadikan pegangan dan kendaraannya dalam meniti kehidupan. Alif Lam Mim bergerak dan hidup melalui zat kesah atau oksigen secara umum. Hendaknya melalui laku meditasi, mangening, sembayang selalu ingatlah pada lajunya nafas kita sendiri untuk mendapatkan unsur kesah murni yang menjadi penghidup Alif Lam Mim pada diri masing-masing. Alif Lam Mim dalam gerakan Sholat (Agama Islam).

Dalam sekapur sirih tembayat hakikat sholat Alif Lam Mim menjadi pondasi dasar dari hukum syariat sebagai tatacara menyembah pada bahasa tubuh (sembahyang).

Mengacu pada kutipan suluk wujil Kanjeng Sunan Kalijaga;

"Utamaning sarira mengertenono sejatining sholat, sembah lawan pujine sholat iku tumuwuh sakjroning batin, dudu dhuhur kalawan ashar, iku amung karan kembang budi atawi tatakrama waraga kang karan sembahyang, mraju amung mingeti ayang-ayang, kang karan sholat sejatine dhaim, tan kalawan wulu kadasi salat batin sabenere mangan, syahwat, turu, ngising."

Artinya: Yang utama pada diri ini seharusnya mengerti sejatinya sholat, menyembah dan memuji itu berasal dari batin, bukan mengerjakan dhuhur atau ashar, itu hanya bunga budi atau tata krama raga yang disebut sembahyang, tidak hanya melulu melihat bayangan diri, yang sholat itu sejatinya dhaim, tidak lantas diharuskan berhadas, sholat sebenarnya adalah saat kondisi apapun makan, bersegama, dan bertinja. Karena sejatinya dalam malam atau siang kita harus selalu ingat pada-Nya tanpa putus, itulah unggulnya manusia.

(Suluk Wujil, Kanjeng Sunan Kalijaga).

Dalam kondisi mengerjakan sembahyang bila dikupas sejatinya maksud dari manuskrip diatas adalah hendaknya kita mengerti hakikat Alif Lam Mim pada diri kita, agar menjadi kesempurnaan dalam beribadah. Dalam tatacara gerakan sholat jelas bahwa sholat menerangkan tentang lambang pentingnya menggali Alif Lam Mim pada diri.

Awal berdiri dan mengangkat tangan bertakbir mengingatkan kita pada Alif; tubuh berdiri membentuk alif; serta takbir tangan diangkat mengingat kepala yang berisi cipta; dari permulaan itu cipta selalu berada di awal.   Lantas tangan bersedekap di ulu hati mengingatkan kita pada Lam; hati karena rasa telah memanunggalkan Tuhan didalam diri. Terakhir ketika duduk diantara dua sujud takhiyat akhir: mengingatkan kita pada Mim; perut yang berisi daya/ karsa.  Karena kondisi duduk perut ditekan, untuk mengontrol daya karsa yang dipenuhi ambisi. Menahan kentut dan larangan melakukan gerakan tiga kali diluar gerakan sholat merupakan bentuk menjaga dan mengontrol Alif Lam Mim pada diri. Agar kita senantiasa menjaga dan mengelola tiga unsur Tuhan pada diri selama meniti jalan kehidupan. Mulai dari dalam hingga luar  (dari perangkat halus hingga perangkat kasar).

Demikian penjabaran singkat penulis tentang rahasia Alif Lam Mim yang harus diketahui dan digali agar menyempurnakan diri sebaik-baiknya diri ber-Azas Ke Tuhanan, dan berperikemanusiaan.

Rahayu,

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Sintasi:

• Sejarah Tuhan. Karen Amstrong. Mizan.
• Surga dan Alam Baka. James L. Garlow, Dkk. D.P.T Imanuel.
• Tuhan Segala Agama. W. Mustika. Elex Media.
• Tatal Manuskrip Suluk Wujil dan Suluk Linglung Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Sunaryo.

2 komentar:

  1. Kebenaran terus dijalani walau kadang pahit demi sebuah kasatuan hati dijalan Tuhan yg Esa.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...