Senin, 03 Juli 2017

Makna Sejati Islam


Innad dina 'indallahil islam (Sesungguhnya jalan hidup di sisi Tuhan adalah jalan hidup berserah diri). Ayat Al-Quran di atas menunjukkan bahwa risalah yang dibawa Nabi Muhammad mengapresiasi jalan hidup apa pun asalkan jalan hidup itu mengembangkan sikap berserah diri, hanif, dalam menjalani kehidupan. Kata “islam” berasal dari bahasa Arab “aslama-yuslimu”, yang bermakna berserah diri. Orang Jawa menamai sikap berserah diri itu dengan istilah sumeleh dan sumarah. Dengan demikian, orang yang secara formal beragama Buddha, Hindu, Konghucu, Kristen, Kejawen, atau apa pun, jika ia menjalani laku berserah diri, sumeleh dan sumarah, ia layak disebut muslim. Sebaliknya, jika orang yang secara formal beragama Islam namun tidak menjalani laku berserah diri, ia tak layak disebut muslim. Menjadi seorang muslim itu sungguh berat. Ia harus senantiasa berusaha membersihkan egonya (tazkiyatun nafs) untuk bisa sepenuhnya berserah diri kepada Sang Urip (Tuhan), karena tiada daya dan upaya selain dengan kehendak Sang Urip (La hawla wala quwwata illa billah). Itulah sebabnya Islam (jalan berserah diri) disebut sebagai rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta). Dan jika engkau bertemu dengan orang yang secara formal beragama Islam tetapi mudah sekali mengafirkan orang lain yang tidak sesuai dengan dirinya, maka ia belum layak disebut muslim.
.
Meskipun di KTP tertera agamamu Islam, sungguh engkau seharusnya malu untuk mengatakan dirimu muslim. Jadikan kemusliman sebagai cita-cita tertinggimu. Engkau seyogianya terus berusaha menjadi muslim, apa pun agama formalmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...