Cinta ...Apa itu Cinta ?
Ketika seseorang berjalan bersama dalam suatu ikatan tali romansa antara sepasang kekasih maka mereka disebut ada dalam kondisi cinta. Ketika seorang anak dan ibu saling menyayangi maka mereka juga ada dalam kondisi cinta. Ketika dua orang sejoli melakukan hubungan "seks" maka mereka juga menyebutnya bercinta, tidak menutup pula bahwa mereka ada dalam kondisi cinta.
Bahkan hampir seluruh paham kemanusiaan mengatakan bahwa cinta itu adalah satu ketubuhan dari manusia itu sendiri. Cinta hadir dalam bahagia, bahkan duka, bahkan penyebab dari keduanya. Lalu apa itu cinta? Bahkan prespektif warna cinta selalu melengkapi kisah-kisah indah, menyentuh dan elok dalam romansa dan romantisme manusia.
Bahkan cinta juga diklaim sebagai lambang ataupun jargon pemuda pemudi dalam memaknai hubungan kusus lebih ke perasaan antara pria dan wanita. Lebih maha dahsyat cinta merupakan pencipta manusia dari benih Sang Pemilik Daulat cinta. Itu beberapa tangguhan dan bentuk terminal presepsi cinta sementara, mungkin ada yang masih terselip di pemikiran para manusia disekeliling kita ini.
Dan kini, dari sudut pandang permenungan pengalaman pribadi, saya ingin membuat kerangka bentuk pengertian dari Cinta. Lalu kembali bertanya apa itu cinta ?. Cinta secara konsep hanya sebuah "Kata". Secara naluri adalah keinginan untuk memiliki,melekati, mengakui-diakui. Secara harfiah adalah buah keseluruhan enkripsi dari bentuk-bentuk kemanusiaan yang rata-rata diselubungi akal dan hati tentunya merujuk pada kebenaran atas luasnya samudera batin manusia yang penuh rahasia. Hingga merujuk menjadi bentuk hakikat yang bertangkai hikayat, lalu cinta itu bagaimana secara hakikat ? Secara hakikat cinta adalah "jalan", cinta menjadi jalan penghubung antara dualisme, cinta sesungguhnya suka duka, ketika masih benih, cinta itu murni dan itu adalah kasih yang datang dari Sang Sumber.
Ketika kasih menyentuh pohon qodrat dan iradat lahirlah dualisme dan kasihpun menjadi cinta. Cinta mengiringi kehidupan manusia yang bergatra secara ketubuhan jasmaniah maupun rohaniah, karena ketika bertumbuh secara ketubuhan manusia akan semakin memperkecil kesadaran karena bertumbuhnya pikiran yang mengendarai hasrat.Tentu pula kasih juga mengalami methamorfosis menjadi cinta.
Dan cinta itu menyelubungi keseluruhan manusia dalam perasaannya. Cinta menjadi tali antara tubuh berjiwa satu dan yang lainnya. Maka cinta lebih cenderung pada ke-akuan dekat dengan kelekatan, kepemilikan yang kuat. Dan tidak mesti sevibrasi dan selaras yang merujuk pada kedamaian. Karena cinta adalah jalan penyadaran disana ada suka duka, pepatah mengatakan berani jatuh cinta maka berani menanggung siksaan akibat cinta. Cinta terbentuk dari benih kasih yang dikendarai hasrat secara wujud ia hanyalah sel sperma dan sel darah merah.
Karena proses metamorfosis kasih terjadi saat terbentuknya janin maka melahirkan cinta yang begitu dekatnya dengan nafsu membuat cinta itu menjadi kata lain dari kasih yang tercemar. Namun mekanisme kodrati memang dibuat seperti itu karena tentunya dalam sebuah kontruksi penciptaan ada peran perusak dan pembangun, suka dan duka dan itu menjadi hak prirogatif Cinta dalam mengadakan hukum kesemestaan dan terbentuknya. Cinta menjadi media/jalan menuju kasampurnan (suwung,kasih murni,) yang memicu level kesadaran akan kesejatian yang tak lagi melekati yang menimbulkan kedamaian.
Jika cinta adalah kasih yang tercemari ego, lalu bagaimana dengan cinta sejati ? Cinta sejati adalah pencapaian level kesadaran setelah menempuh cinta semu. Cinta sejati kata lain dari kembali ke kasih murni, disana tentunya kondisi tanpa melekati dan rasa memiliki yang berlebihan secara dentum emosional yang menimbulkan kelekatan pada bentuk wujud (paras rupawan dll). Cinta sejati biasanya diikuti atau tertuju pada orang yang sudah memiliki kesadaran divine ilahi. Memiliki rasa cinta yang kembali pada benih (kasih) tulus tanpa melekati seperti cinta pada Tuhan yang sulit merupa oleh kasat wadag manusia.
Cinta dan kasih itu serupa tapi tak sama. Ibarat manusia dan Tuhan. Ketika di alam adikodrati cinta melebur menjadi benih kasih murni. Dan di alam fana ini kasih bermetamorfosi jadi cinta untuk kepentingan kelangsungan hidup manusia berdasarkan hukum kesemestaan.
Perbedaan Cinta dan Kasih
Cinta memiliki kecenderungan melekati, memiliki, atau punya kriterianya. Dan selalu dikaitkan erat dengan roman picisan.
Sedangkan kasih itu luas tanpa melekati tak terbatasi. Seperti luasnya kasih Tuhan. Manusia bisa saja mengasihi siapapun binatang, tumbuhan, bahkan musuh-musuhnya. Memiliki pendaran energi yang bersifat mendamaikan dan membebaskan.
Mungkin dalam bahasa inggrispun memiliki arti yang berbeda.
Cinta : love
Kasih/cinta sejati: unconditional love
Dan cinta sejati adalah peleburan cinta dan kasih yang menimbulkan kasih murni yang memicu kesadaran manusia dalam menempatkan rasa sejati dalam tataran hidupnya. Memahami apa itu cinta dan mekanismenya. Tentunya saat menemukan jodoh merekapun dalam kondisi kesadaran yang sudah matang. Menuangkan rasa saling menyayangi satu sama lain tanpa mencemari energi murninya (rasa tulus tanpa melekati walau keduanya terikat dalam bentuk tradisi atau adat kemanusiaan).
Namun semua kembali pada setiap pribadi dalam berkesadaran.
30/JUNI/2017
Tunjung Dhimas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar