Senin, 15 Januari 2018

Orang Lain Mempunyai Hak Atas Pendapatnya, Tapi Kita Punya Hak Untuk Mengabaikannya

Saya pernah mempunyai seorang kawan wanita, dia bercerita pada saya tentang salah seorang kerabat suaminya yang berpendirian sangat keras. Ia selalu memberikan komentar yang tajam dan merendahkan kepadanya. Pasangan ini belum lama menikah. Setiap kali mereka pergi  ke pertemuan-pertemuan keluarga, kerabat ini akan mengatakan sesuatu untuk menghinanya. Ia akan menjadi sangat marah dan hal itu akan merusak harinya. Ia mencapai titik di mana ia menolak untuk pergi ke pertemuan-pertemuan keluarga. Akhirnya, ia memberitahukan suaminya, "Kamu harus melakukan tindakan kepada orang itu, Ia adalah kerabatmu."

Ia mengharapkan suaminya mengatakan, "Kamu benar, sayang. Ia  seharusnya tidak berbicara seperti itu kepadamu. Aku akan membuat urusan dengannya. Namun sebaliknya suaminya berkata," Sayang, aku mencintaimu tetapi kamu tahu Ia dapat mengatakan apapun yang dia inginkan, tetapi kamu mempunyai hak untuk tidak merasa terhina." Pada mulanya Ia tidak dapat memahami mengapa suaminya tidak mau benar-benar membelanya. Berkali-kali itu membuatnya marah. Jika kerabat tersebut ada dalam satu ruangan dengannya, Ia akan pergi ke ruangan lain. Jika orang tersebut pergi ke luar, ia akan memastikan untuk tetap tinggal di dalam rumah. Ia selalu terfokus untuk menghindari orang ini.

Suatu hari ia menyadari bahwa ia sedang membuang kekuatannya. Itu sama seperti sebuah lampu yang tiba-tiba menyala dalam pikirannya. Ia mengizinkan satu orang yang bermasalah untuk menjaga dirinya dari seseorang yang ditakdirkan Tuhan. Jika anda mengizinkan apa yang dikatakan atau dilakukan orang lain membuat anda marah, anda sedang mengizinkan mereka untuk mengendalikan anda. Jika anda berkata, " Kamu membuatku sangat marah." Yang anda lakukan sebenarnya adalah mengakui bahwa anda sedang membuang kekuatan anda.

Selama orang tersebut tahu bahwa ia dapat menekan tombol tersebut supaya anda menanggapi seperti itu, anda sedang memberikan kepadanya tepat seperti yang diinginkanya. Orang lain mempunyai hak untuk mengatakan apa yang mereka inginkan, melakukan  apa yang mereka inginkan, selama itu tidak melanggar hukum. Tetapi kita mempunyai hak untuk tidak merasa terhina. Kita mempunyai hak untuk mengabaikannya. Tetapi jika menjadi kecewa dan marah, kita berubah. Yang sedang terjadi bahwa kita sedang memberikan terlalu banyak perhatian pada apa  yang mereka pikirkan/ sangkakan pada kita. Apa yang mereka katakan tentang kita tidak mendefinisikan siapa kita sebenarnya. Karena yang mengerti diri kita adalah diri kita sendiri dan Sang Tuhan.

Pendapat mereka tentang kita tidak menentukan harga diri kita. Biarlah itu memantul dari kita seperti sesuatu yang tidak dapat menempel dalam kehidupan kita. Mereka mempunyai hak untuk mempunyai pendapat mereka sendiri, dan kita mempunyai hak untuk mengabaikannya.

( Tunjung Dhimas Bintoro )
.......... ....,..............................................

Seseorang mempunyai hak untuk mempunyai  pendapatnya sendiri tentang apapun yang dipikirkannya tentang anda, tetapi anda mempunyai hak untuk mengabaikannya.

~ Tunjung Dhimas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...