Memang benar, tapi karya yang seperti apa yang kamu maksud? Setiap hari aku menulis bukankah itu karya. Setiap orang telah berkarya dalam kehidupannya masing-masing. Mungkin kamu hanya sedang sibuk mendermakan dirimu sendiri mencipta karya sesuai asumsimu.
Mungkin bagimu karya adalah kemeriahan yang dibalut pujian dan kemeriahan, atau taburan hujan rupiah?. Tidak.., dalam bahasa estetika kamu belum lulus. Karya itu adalah keindahan tidak bersifat baik atau buruk. Karya itu dedikasi tolak ukur diri mencapai kepuasan batin. Entah duka entah Lara entah bahagia. Dalam bahasa etika kamu masih memihak.
Bagi sekelompok orang, karya adalah yang menghasilkan pujian, dan setumpuk penghargaan, sisanya dimanfaatkan atau bermanfaat bagi orang lain. Boleh asalkan kamu puas! Tapi bagiku karya adalah jalan menuju kepuasan batin tersendiri. Melampaui dulu bentuk penghargaan, pujian, bahkan rupiah. Jikapun itu sempat hadir bagiku itu hanya sebagian kecil dari dedikasi usaha juangku.
Berkarya adalah kebenaran dalam pencapaian masing-masing menuju kemaslahatan batin baru kebermanfaatannya bagi orang lain. Kebenaran tidak selalu indah dan baik namun apa adanya. Jangan kawatir setiap hari-hari anda semua sudah berkarya. Dengan apapun yang anda jalani dan lakukan saat ini. Bila masih keliru ya diperbaiki. Intinya kepuasan batin puncaknya. Bukan keliru karena dipaksa harus ikut ini itu.
Jangan kawatir berkarya itu luas maknanya. Lihatlah penjahat, pelacur, tokoh agama penipu, kyai penumpuk santri, pastor pemikat jemaat, semua adalah karya Tuhan Penciptamu. Lalu kamu masih kawatir dengan karya dan dirimu Sekarang?. Temukan karyamu lalu jalani peranmu. Yang penting menjadi kebenaran bukan kebaikan dahulu karena kita berada pada dua sisi gelap terang.
Mau jadi terang atau gelap yang jelas itu sesuai kemanusiaanmu dan Tuhanmu. Kalau masih bingung jangan ikuti tulisanku. Ini karyaku ini olah batinku.
Mungkin sudah kelewat batas saat tulisanku hanya dipandang sekilas. Menulis itu seni, bebas, dan tanpa batas. Bukan ilmu akademis yang berakhir dengan nilai UAS.
~ Tunjung Dhimas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar