Kamis, 01 Maret 2018

Guru Sejati

Manusia adalah jelmaan dari semesta, terdiri dari berbagai lapis realitas, serta trilyunan komposisi penyusunnya yang disatukan dalam satu wadah yaitu badan wadag (raga). Serta sempurna di sebut “manusia”. Lalu manusia itu memiliki sesuatu esensial materi anima yang disebut “JIWA”. Jiwa adalah realitas yang hidup dan kekal. Jiwa adalah wahyu “urip” atau hidup yang merupakan turunkan dari wahyu kahuripan (kesemestaan). Jiwa juga merupakan identitas dari setiap manusia atau transkrip langit.
Dalam lintas pararel jiwa pula yang mampu melakukan perjalanan atau menjadi langgeng abadi (sesuatu yang terus tumbah dan berevolusi). Saat turun kembali ke bumi entah karena misi atau tarikan gravitasi dalam rangka penyelesaian karma, segala jiwa dengan berbagai level tingkat kesadaranpun akan mengalami amnesia, karena harus menempuh alam percepatan cahaya (garba/kandungan). Sebagai sarana mereka menjadi manusia fana dalam hukum kebumian.

Namun jiwa-jiwa yang telah masuk pada tubuh raga dan menjadi manusia dibekali track record atau kotak data serangkaian  identitas dari kehidupan sebelumnya,  yang berada pada beberapa bagian diantaranya; pada tulang sulpi (tulang ekor) dimana cakra kundalini berlokus, serta pada beberapa sel special yang dibawa DNA (secara material). Secara immaterial, data tersebut berada pada alam adikodrati (kesadaran level 1) yang dibawa oleh kakang kawah-adi ari-ari (malaikat/saudara kasat pendamping), kemudian kesadaran akan meningkat pada kesadaran berikutnya level 2; kesadaran saudara 4 atau sedulur 4, dan selanjutnya kesadaran level 3; kesadaran kalimo pancer (sang jati diri/ Guru sejati).

Mekanisme kinerja cakra kundalini adalah: mengatur berbagai macam sistem energi pada manusia, yang digunakan untuk menghidupi penyinaran cakra-cakra lain, termasuk energi penyinaran pada cakra ke tiga (cipta). Dengan meditasi dan laku-laku ektase yang tekun cakra kundalini akan mensinkronisasi antara cipta, rasa, karsa yang masuk lebih dalam pada alam immaterial untuk mengakses data-data lintas alam pararel (realitas tak kasat).  Hingga masuk pada step kesadaran level pertama; manusia mulai menyadari “bahwa dia adalah manusia” bergerak menggunakan insting dan ituisi, yang dikendalikan pedanyangannya (kakang kawah-adi ari-ari). Selanjutnya manusia masuk pada step kesadaran level dua; mereka menyadari “bahwa dia adalah mahluk berada dibawah tuanya (Tuhan)” bergerak berdasarkan kehendak, niat, ambisi dan osebsi, yang masing-masing dikendarai ke 4 saudaranya.

Kemudian pada kesadaran terakhir ialah kesadaran akan kalimo pancer atau mencapai inti diri atau berkiblat dan bercermin pada sang jiwa. Pada kesadaran inilah “manusia menyadari kembali siapa mereka sebenarnya,  mengerti akan segala hukum realitas, dan memahami dia sebagai maniefestasi dari pelukisnya sendiri (kembali ingat total/ eling)” bergerak berdasarkan tutunan rasa sejati yang diejawantah sebagai Sang Guru Sejati. Guru Sejati merupakan Sang IMMORTAL atau maniefestasi Sang Gusti pada setiap kawulo/ manusia. Dia sering disebut atman, ruh kudus, atau nur Muhammad. Guru Sejati merupa atau mengidentitas dalam jiwa sebagai kawujudannya. Yang merupa seperti wajah serta bentuk setiap kawulo/ wadag manusiannya. Sementara sering diilusikan bahwa bertemu Tuhan itu, ketika kita telah mampu melihat dan berbicara dengan rupa dan bentuk yang mirip dengan kita sendiri saat melakukan wening/ samadi / meditasi, bahkan bermimpi.

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...