Jiwa adalah bagian/ perangkat komposisi dari penciptaan mikro kosmos atau manusia yang tak bisa mati. Saat menempati raga-wadag jiwa dikatakan hidup (urip). Sementara setelah lepas dari raga-wadag jiwa dikatakan kahuripan (kehidupan). Jiwa terus melakukan perjalanan dalam laku cakra manggilingan (gilir gumanti/ putaran roda ruang waktu). Atau sering dikenal sebagai reeinkarnasi - hingga inkarnasi total (nitis).
Perjalanan jiwa dalam melakukan perjalanan, penempatannya tergantung pada tingkat kesadaran. Adapun tangga dasar kesadaran mulai tingkat bawah hingga kadewatan, yang merupakan dimensi realitas suwung yang mengisi. Kali ini kita akan membicarakan nitis bagaimana konsep nitis memang ada dalam kehidupan nyata. Penulis pernah menjumpai beberapa pengalaman, serta pengamatan langsung saat seorang guru dari ponorogo memasukan kembali wujud sosok orang yang pernah hidup pada jabang bayi. Dengan beberapa ritual kusus.
Adapun jiwa yang masuk tingkat pemenuhan nitis biasanya berjalan hingga tuju keturunan. Itu kesempatan yang diberikan hukum semesta, namun tergantung pada tingkat vibrasi energi serta kesadaran sang jiwa tersebut. Bila jiwa telah mencapai kesadaran total jiwa berhak memilih untuk turun/ tidak ke bumi bahkan dilahirkan kembali dalam satu keturunan, tidak serta menunggu 7 keturunan. Namun bila tingkat kesadaran belum matang atau ikatan karma tertempel maka bebendu ini akan membuat jiwa menunggu evolusi nitis hingga 7 keturunan. Biasa dalam satu keturunan ia hanya nampak sifat atau watak mendiang, kemudian kelahiran kedua bisa hanya berupa data karater feminine - maskulin, dan selanjutnya hingga puncak 7 keturunan. Setelah evolusi kesempatan 7 turunan tidak bisa dicapai maka jiwa tersebut akan pecah. Ia memasuki siklus daur ulang dalam semesta mendatang.
Namun ada kemungkinan lain, bila ada seorang yang sudah waskita membantu sang jiwa untuk lancar kembali nitis tanpa jeratan, peran blessing sang waskita memintakan remisi hukuman pada sang guru sejati. Serta beberapa faktor lain seperti olahrasa asketik pasangan suami -istri yang ingin memiliki jabang bayi unggul, atau mereka yang sudah berkesadaran penuh. Biasanya mereka melakukan ritual tertentu untuk memanggil dan memprasaranai wahyu jiwa Agung untuk kembali hadir di muka bumi / nitis lewat persegamaan.
~ Tunjung Dhimas Bintoro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar