Kamis, 30 November 2017

Mencintai Karena Allah katamu?

Tidak ada cinta realistis, cinta puitis, cinta romantis, itu semua hanya ilusi ruang waktu tipuan hasrat keduniawian. Cinta itu adalah menyatukan takdir menjadi satu sebentuk asih asah asuh utuh mewadahi keseluruhan atas ukuran-ukuran hasrat yang dicipta pikirmu jadi jika kau sebut mencintailah karena Allah/Tuhan maka itulah keutuhan, bukan mengukur secara real materi, sudah pasti mengikari bila cinta itu di materikan karena kekosongan adalah mutlak.

Cadangan perbendaanmu akan sirna, rupamu akan menua, kata-kata indahmu akan usang dan terlupa, lalu masihkan kau bangga dan yakin mencintai dengan syarat-syarat itu. Masihkah mengukur cintamu itu?! Ya sudah pilihan ada di kamu. Tapi ingat jodoh itu keseluruhan dari gugurnya daun arsy di atas daulat realitas agung tertinggi dijemput dengan usaha yang sesuai.

Bukan lantas memaksakan. Jadi masih mengukur cintamu ? Memang kamu mau berjualan? Sungguh kamu kemanakan suara nuranimu itu.  Jodoh itu ibarat benih ia akan tumbuh bila dirawat walau itu masih kemungkinan. Jika kau memaksa mengusahakan tanah yang subur tapi tak ada benih (tak berjodoh) kucuran usaha dan keringatmu hanya jatuh menyaksi ketidakmengertian akan usahamu. Tak mengapa semua perlu belajar mengerti karena hidup ini tidak lantas sekali mati. Tapi terus mengadakan kisah-kisah manusia yang abadi. Jadi tetap berbesar hatilah.

~ Tunjung Dhimas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...