Selasa, 13 Maret 2018

Nitis bagian 2

Kematian adalah momok paling menakutkan serta menjadi tanda tanya besar bagi sesuatu yang hidup kususnya manusia. Kematian juga menjadi alasan manusia untuk memilih beragama, berkeyakinan, serta mencari jalan untuk menuju hakikat kematian itu sendiri. Kematian bukanlah akhir. Kematian bukan pula hal yang perlu ditakuti berlebihan.

Kematian adalah jalan tempuh untuk mendapat otoritas pembelajaran dalam akses studi kehidupan. Maka kematian sesungguhnya adalah media untuk berevolusi menuju harkat manusia yang unggul secara ruhani maupun jasmani setelah jiwa-jiwa mereka belajar akan segala realitas, intensitas berapa sering jiwa keluar-masuk tubuh memungkinkan jiwa itu akan mendapat banyak pembelajaran dari ingatan waktu (segala fenomena serangkaian penciptaan yang disimpan waktu). Serta memudahkan jiwa beradaptasi dalam siklus alam percepatan dan kecepatan cahaya atau rentan kehidupan dan setelah kehidupan.

Sebelum berada pada siklus nitis, jiwa-jiwa bermutasi dari beberapa siklus setelah jiwa lepas dari tubuh. Jiwa akan berada pada pada stag pertama sebagai berikut:
1. Dalane pati (jalan kematian; siklus keterpisahan).

Jiwa akan mengalami sesuatu tarikan dahsyat saat ia menemui ajal, dalam kondisi ini jiwa secara umum akan mengalami syok akibat tarikan yang memisahkan ia dari wadag/ raganya tersebut. Bagi jiwa yang masih berkesadaran rendah, atau belum matang  serta belum siap menerima kematian, mereka akan mengalami kegelisahan setelah mereka terlepas dari wadag/ raga. Jika kematian itu dikarenakan pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan, atau mereka mati dalam kondisi (kaget) atau tidak siap. Jiwa-jiwa ini akan mengalami traumatic biasanya mereka akan berhari-hari di sekitar pemakamannya. Atau mengunjungi rumahnya. Jika keluarga yang ditinggalkanpun belum rela melepaskan kepergiannya, ini juga turut menarik jiwa tersebut secara energi terhadap medan gravitasi kebumian. Serta sulitnya melanjutkan perjalanan menuju dimensi berikutnya.

Jiwa memiliki waktu 40 hari untuk menguap serta matang dalam menerima kematiannya, dalam 20 hari biasanya akan muncul citra-citra diri dari orang-orang yang pernah membuat berkesan semasa dalam hidupnya. Namun ia sudah mengalami kondisi serupa atau mati. Mereka akan mereduksi energi jiwa yang baru mati tersebut dengan citra seperti penghibur, penenang, atau menyadarkan bahwa ia harus menerima kondisinya yang telah tiada dalam keragawian (meninggal). Bila kesempatan tersebut tetap membuatnya gusar serta gelisah yang ekstream atau belum matang secara kesadaran hingga melebihi 40 hari jiwa akan masuk pada jeratan entitas mahluk astral serta menjadi arwah penasaran. Ini juga merupakan kosekuensi hukuman semesta atas ketidakmatangannya semasa hidup.

Bagi jiwa-jiwa yang telah dewasa serta memiliki tingkat kesadaran yang lebih matang mereka akan segera menerima kondisinya, semakin mereka menerima keterpisahan tersebut maka terbukalah pintu selanjutnya hingga jiwa tersebut mengalami ketertarikan menuju dimensi berikutnya.

2. Patrape Pati (kepergian).

Dimensi ini adalah tempat selanjutnya dari jalan kematian, di tempat ini jiwa akan mengalami fase-fase dejavu biasanya mereka akan dijumpakan pada sosok seseorang yang pernah membuat ia  berkesan semasa hidup, ini wujud dari citra diri yang paling dominan, atas puncak suka cita perasaan semasa hidupnya. Penyosokan ini merupakan maniefestasi dari kakang kawah adi ari-ari atau ruh pendampingnya. Mereka akan memberikan pengajaran wawasan alam jiwa sesuai tingkat kematangan jiwa tersebut secara kesadaran. Secara ramah ruh/ kuasa pendamping ini akan menuntun jiwa-jiwa tersebut menuju dimensi yang lebih matang lagi. Catatan; sesungguhnya pengajaran yang diberikan tersebut; bentuk dari pengetahuan yang tersimpan pada kognisi jiwa; citra diri semasa hidup hingga menuai kesadaran. Waktu secara rentan cahaya kecepatan cahaya kebumian berkisar 60 hari setelah kematian. Dalam dimensi ini tak ada batasan seperti pada dimensi pertama.

Karena sebagian besar jiwa-jiwa sudah berada ditahap ini memiliki kemantapan serta penerimaan yang tinggi. Dalam dimensi ini jiwa benar-benar mengalami kepergian karena mereka tidak berada pada ruang dimensi kebumian lagi. Jadi tidak membuat mereka tersangkut/ terlunta-lunta lagi dalam melanjutkan ke dimensi berikutnya.

3. Papane pati (ketibaan/ kedatangan).

Dalam dimensi ini jiwa telah datang pada dimensi penempatan dimana akasic-record atau data untuk melanjutkan kehidupan selanjutnya di bukakan dalam berbagai ragam jobdisk. Serangkaian gambaran kehidupan sebelumnya hingga kehidupan yang kemungkinan akan datang. Karakter setiap jiwa secara spesifik mulai direkonstruksi ulang. Di alam ini jiwa-jiwa seperti sedang menandatangani kontrak dengan Dewan Sumber Keberadaan. Berbagai kesadaran mereka tertumpah serta jiwa seperti pengalami penyaksiaan akan jati dirinya. Terjadi pengelompokan level tergantung kematangan serta kesadaran jiwa masing-masing. Namun bila jiwa yang telah matang total mereka bisa memilih memproyeksi wadah (blue print) secara abstraksi terhadap Sang Dewan. Waktu dalam kecepatan cahaya sekitar 100 s/d 400 hari pasca kematian.

4. Margane Pati (pelepasan total).

Jiwa akan mengalami siklus goda-kencana bagian 2 dari point pertama (jalan kematian).  Dalam kondisi ini jiwa akan dihadapakan 4 rupa yang berwujud seperti rupa mereka sendiri (seperti bercermin). 4 rupa wujud menyorotkan cahaya masing- masing berwarna kuning (supiyah- sari angin), putih (mumainah-sari air), merah (amarah- sari api), hitam (aluamah-sari tanah/bumi). 4 rupa ini merupakan maniefestasi sedulur 4 yang menuntut untuk di sempurnakan setelah Sang Atman (diri sejati) bersama Jiwa menuju dimensi tertinggi. Masing-masing dari mereka berbicara secara telepatik mengisyaratkan mengaku menjadi diri sejati semua (Allah). Serta ingin menarik jiwa masuk pada perangkap konstelasi waktu saat mereka terkecoh oleh tarikan/ ajakan tersebut. Serta tidak hanya 4 tersebut, akan muncul 2 lagi dengan wujud proyeksi seperti kedua rupa orang tua jiwa semasa hidup sebagaimana mereka maniefestasi dari kakang kawah adi ari-ari (pedanyangan pribadi) merekapun juga butuh disampurnakan, mereka mengaku diutus Dewan Keberadaan (Tuhan). Kuasa ini memang menjadi penguji bagi jiwa yang hendak moksa (sampurna).  Jawaban ini akan muncul seketika bagi jiwa yang telah berkesadaran serta mampu menemukan diri sejati semasa hidupnya. Hingga kemudian muncul sosok cahaya hijau pupus dari lorong dan menarik jiwa untuk masuk menjadi satu dengan-Nya. Dan itulah Guru Sejati atau Maniefestasi dari Tuhan yang mempribadi pada pribadi-pribadi jiwa yang menjadi gembalanya/ hambanya. Bila mereka yang tidak mampu menjawab akibat tingkat kesadarannya masih rancu. Atau traumatic dari parasit karma. Mereka akan memasuki jalur reiinkarnasi pada kehidupan diluar manusia. Adapun siklus dimensi ini 500 s/d 1000 pasca kematian.

5. Sampurnane Pati (kelenyapan/ kebebasan mutlak dalam jagad pararel)

Dalam dimensi ini jiwa-jiwa telah berhasil menuntaskan proses konstelasi kosmik. Mereka dibebaskan dengan mutlak berdasarkan hukum realitas kebijakan Sang Sumber, untuk menjadi guru-guru suci di alam kadewatan, menjadi jiwa-jiwa Agung yang siap diturunkan lagi ke bumi, atau memilih terlelap dalam pangkuan semesta hingga ia dibangunkan kembali untuk dikaderisasi ulang menjadi benih-benih kehidupan yang akan diberadakan oleh siklus semesta melalui waktu. Disini jiwa agung mendapat gelar berdasarkan tingkat tertua (old soul), kesadaran, kematangan,  dengan gelar Cahyo tedjo, Cahyo kumara, Cahyo ismoyo (avatar; bila ia turun menempati wadag kembali). Yang berinduk satu gen semesta yaitu banyu Kahuripan (Manungso sejati/ ancient ones) saat turun ke bumi menjelma Guru pembabar kaweruh tua/ kelangitan.

Adapun paparan ini diungkap pertama kali oleh guru penulis " Mbah Ju" yang mendapat wejangan dan laku dari KH. Imam Mustofa. (Pembawa kaweruh Ilmu Asal Sunan Kalijaga serta kaweruh Tuo Sunan Bonang) asal Genteng Walikukun NGAWI JAWA TIMUR. Serta disempurnakan oleh KH. MUHAMMAD UMAR (Pembabar ajaran kawit Syahadat Pesinggahan Pageran Alam Padang jejer banyu kahuripan) berada di Karang Gubito Magetan Jawa  Timur. Demikian yang pernah menggembleng penulis menuju laku-laku asketik kuno warisan leluhur untuk memapah kesadaran penulis. Ucap syukur bagi semesta telah mengijinkan penulis mendapat gemblengan siraman spiritual dari lereng lawu. Sebagai sarana menjalani kehidupan yang berkesadaran. Terimakasih tak lupa diucapkan pada sang guru dan kebijakan semesta. Rahayu...

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Nitis bagian 1

Jiwa adalah bagian/ perangkat komposisi dari penciptaan mikro kosmos atau manusia yang tak bisa mati. Saat menempati raga-wadag jiwa dikatakan hidup (urip). Sementara setelah lepas dari raga-wadag jiwa dikatakan kahuripan (kehidupan). Jiwa terus melakukan perjalanan dalam laku cakra manggilingan (gilir gumanti/ putaran roda ruang waktu). Atau sering dikenal sebagai reeinkarnasi - hingga inkarnasi total (nitis).

Perjalanan jiwa dalam melakukan perjalanan, penempatannya tergantung pada tingkat kesadaran. Adapun tangga dasar kesadaran mulai tingkat bawah hingga kadewatan, yang merupakan dimensi realitas suwung yang mengisi. Kali ini kita akan membicarakan nitis bagaimana konsep nitis memang ada dalam kehidupan nyata. Penulis pernah menjumpai beberapa pengalaman, serta pengamatan langsung saat seorang guru dari ponorogo memasukan kembali wujud sosok orang yang pernah hidup pada jabang bayi. Dengan beberapa ritual kusus.

Adapun jiwa yang masuk tingkat pemenuhan nitis biasanya berjalan hingga tuju keturunan. Itu kesempatan yang diberikan hukum semesta, namun tergantung pada tingkat vibrasi energi serta kesadaran sang jiwa tersebut.  Bila jiwa telah mencapai kesadaran total jiwa berhak memilih untuk turun/ tidak ke bumi bahkan dilahirkan kembali dalam satu keturunan, tidak serta menunggu 7 keturunan. Namun bila tingkat kesadaran belum matang atau ikatan karma tertempel maka bebendu ini akan membuat jiwa menunggu evolusi nitis hingga 7 keturunan. Biasa dalam satu keturunan ia hanya nampak sifat atau watak mendiang, kemudian kelahiran kedua bisa hanya berupa data karater feminine - maskulin, dan selanjutnya hingga puncak 7 keturunan.  Setelah evolusi kesempatan 7 turunan tidak bisa dicapai maka jiwa tersebut akan pecah. Ia memasuki siklus daur ulang dalam semesta mendatang.

Namun ada kemungkinan lain, bila ada seorang yang sudah waskita membantu sang jiwa untuk lancar kembali nitis tanpa jeratan, peran blessing sang waskita memintakan remisi hukuman pada sang guru sejati. Serta beberapa faktor lain seperti olahrasa asketik pasangan suami -istri yang ingin memiliki jabang bayi unggul, atau mereka yang sudah berkesadaran penuh. Biasanya mereka melakukan ritual tertentu untuk memanggil dan memprasaranai wahyu jiwa Agung untuk kembali hadir di muka bumi / nitis lewat persegamaan.

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Sabtu, 10 Maret 2018

Temukan Alasan Anda Hidup Dalam Illahi


(Visi Spiritual Kekinian)

Laju zaman terus mengganti masa ke masa yang baru, melahirkan beragam sejarah yang ditinggalkanya. Kita sering terjebak oleh kerumunan lingkaran gravitasi milenial yang perlahan mendistorsi kepekaan kita terhadap manusia serta kelangsungan ekosistem alam. Kecepatan perputaran tersebut mengubah secara drastis kecerdasan pikiran kita lebih maju 20 kalilipat. Menjadikan semua serba instan, menenggelamkan tanggung jawab atas mandat dari setiap kita. Kita dibentuk oleh zaman ini seperti mode virtual, canggih, energik, cerdas, serta menakjubkan seakan kita memang mahluk yang benar-benar sempurna dalam sejarah penciptaan.

Ketika ber-Tuhan di jadikan trend-center masa kini, justru hal itu menjadi selubung manusia milenial melakukan tindakan yang disharmonis yang jauh dari visi spiritual manusia yang berasaskan ketuhanan. Kehilangan kemampuan serta kepekaan menjadi seorang khalifah. Rupanya kecerdasan instan kreasi zaman membuat mereka lebih rentan serta rapuh, karena visi  hidup luntur oleh kemerlapan serta kemegahan pernak-pernik zaman. Saya akan bertanya pada anda, bahkan hal ini sering saya lakukan untuk diri saya sendiri, apakah sebenarnya alasan kita hidup di dunia ini? Apa yang menjadi visi kita? Benarkah, memang setiap dari kita adalah pemimpin (khalifah) ?

Jiwa kita berevolusi dari sungai roh yang berawal dari portal waktu, hingga menuju kepadatan alam kebumian ini, sampailah kita pada tubuh raga sebagai penyempurnaan dari bentuk kita. Sebagai dasar eksistensi kita hidup di bumi. Sementara saya percaya mandat dari pemerintah jiwa kita (sang gusti/ immortal) menerakan data serta diperlengkapkan talenta kita untuk menjalani peran dan misi di kehidupan ini. Saya percaya setiap kita memang sejatinya adalah pemimpin, kita hanya perlu merenungi ulang secara mendalam alasan atas hidup kita serta visi  apa yang diperuntukan pada kita untuk menjadi seorang pemimpin di muka bumi.

Ber-Tuhan, bagi saya bukan trend-Mode saja. Ber-Tuhan adalah proses menemukan serta re-call (mengingat ulang mandat untuk bekal menjalani peran) dalam kehidupan setiap kita. Mungkin ada banyak kehancuran dimuka bumi sebagai pelengkap keseimbangan. Namun hal itu justru dimulai dari sebagian dari jiwa-jiwa yang kehilangan jati diri-nya. Saya tidak bermaksud untuk merubah naskah tersebut, namun hanya memberitahukan bahwa anda harus temukan alasan anda hidup, setidaknya untuk menyempurnakan peran anda. Saya memicu jiwa-jiwa agung untuk kembali berkesadaran untuk mengerjakan proyek daripada hukum keseimbangan tersebut. Sementara bagi jiwa yang masih belia serta sebagian yang masih berada pada cengkraman ruh kegelapan (iblis) yang bertindak secara disharmonis, kita yang mulai terpanggil mengingat peran kita sebagai penjaga bumi, kita yang harus menghalau serta mengantarkan mereka pada jalan evolusi mereka berikutnya.

Kita akan tetap belajar dan belajar dalam lembah kehidupan, mungkin sebagian anda telah/ pernah melakukan tindakan disharmonis dalam kehidupan, saya katakan mulai sekarang hentikan, belum terlambat membawa pertobatan/ pemulihan energi pada Tuhan anda . Saya akan bercerita pada anda, ada seorang teman saya kepala universitas ternama/ rektor. Saat diberikan kekuasaan serta jabatan ia tidak menggunakannya dengan semestinya, justru kesempatan itu beliau  gunakan untuk melakukan korupsi. Akhirnya keapesan diterimanya, beliau diturunkan jabatan serta dipindah tugaskan. Beliau sharing pada saya "Tunjung, saya menyesal melakukan hal itu, Tuhan masih memberi kesempatan hingga saya tak sampai dipecat, kini saya sadar resiko mengikuti nafsu keserakahan" katanya. Saya menjawab" Bapak telah belajar, itu hikmah serta keuntungan berharganya, turun jabatan adalah bayaran anda dari resiko yang anda lakukan, tak mengapa, tak ada yang terlambat untuk Tuhan".

Saya tekankan pada anda, tak ada yang terlambat dalam Tuhan. Tuhan adalah Bapa/ rumah untuk setiap jiwa pulang untuk dibahkan serta dipulihkan dari perkara-perkara dunia yang absurd serta menyakitkan sebagai media pembelajaran. Renungi ulang setiap anda akan bertindak ataupun setelah bertindak. Jangan korupsi.  Kata saya. Sekarang bagi anda yang di beri mandat memimpin serta kekuasaan jangan pernah sekali-kali korupsi. Ingat umur anda, ingat anak-anak anda.  Mungkin anda bisa melakukannya dengan menumpuk hasil uang korupsi pada sisa umur anda. Namun anda meresikokan diri anda sendiri, membuatkan neraka anda sendiri melalui anak cucu anda, mereka akan menanggung beban dicap sebagai anak koruptor sepanjang usianya. Setelah matipun jiwa anda tidak akan pernah tenang.

Mungkin anda pernah melakukan penipuan, sehingga anda tidak dipercaya orang lagi, membuat rejeki anda macet selama lima tahun. Sehingga mempersulit hidup anda. Atau mungkin seorang pria yang tidur dua tahun di sofa, karena istrinya tak mau lagi ditidurinya, karena ia pernah ketahuan selingkuh. Jalani bayar semua itu sebagai pembelajarannya.  Mungkin Tuhan selalu siap kapanpun menantikan anda, menerima anda kembali dalam rumah- Kasih-Nya.  Tapi ingat hukum semesta dalam kemanusiaan tetap harus anda jalani anda bayar karma jangka pendek itu. Lebih baik daripada setelah anda mati. Karena tidak menghambat perjalanan jiwa anda kelak. Inilah belajar patuh pada Tuhan dan tatanan semesta, inilah proses berkesadaran. Atau istilah lainnya anda tau-diri. Nikmati proses membayar itu, jalani bersama pembaruan bersama Tuhan. Saat istri tidak mau lagi ditiduri, serahkan pada Tuhan. Tidurlah disofa hingga hukum itu selesai dan Tuhan mengembalikannya pada anda. Ini juga bentuk tirakat-meditasi anda.

Inilah tata letak guna visi spiritual. Daya Tuhan dalam diri anda is able/ mampu memulihkan, mengembalikan, menyembuhkan. Ketahuilah mungkin kehilangan sahabat, atau seseorang yang anda cintai karena pernah merasa anda tipu serta dkhianati, lebih merugi besar dari pada kehilangan warisan emas satu gunung. Namun daya kuasa Tuhan mampu mengembalikannya, memulihkannya. Energi positif itu akan tervibrasi pada mereka. Inilah utamanya anda berkesadaran serta menemukan visi-serta alasan anda hidup. Serta mengelolanya dengan benar-semestinya.

Saya beritahu anda, ketika anda kesulitan dalam proses meditatif mencari akan Tuhan. Sederhanakan hal itu. Tuhan sangat dekat sekali. Cukup lihat mata orang-orang yang anda kasihi, anak-anak anda, ibu, ayah, istri, suami  anda. Masuk lebih dalam lagi melalui binar-binar mata tersebut. Jangan rusak mereka, berkati kasihi mereka. Jangan melakukan hal yang menuai kerusakan parah pada masa depan anak-cucu anda. Remember, God inside them. Tuhan berada di sana. Ingsun yo shiro-shiro yo ingsun, merusak mereka sama halnya anda merusak-serta menganiaya diri anda sendiri. Temukan alasan anda hidup, dan ini salah satunya.

Anda dan kita semua khalifah/ pemimpin, dalam diri sendiri, Keluarga, pekerjaan, organisasi, hingga semesta Agung.  Perempuan serta pria sama, kita sama-sama memiliki daulat menjadi pemimpin. Bila pria dengan segenap kekuatan tubuh fisik penalaran, wanita juga diperlengkapi perasaan lembut, bijak, keibuaan. Semuanya berimplikasi sama, wanita hasil patahan rusuk pria, namun pria juga berasal dari rahim wanita. Kita semua setara menjadi khalifah, pria bisa berperan mengerjakan tugas wanita; nyuci piring, buatin susu anak, mengganti popok bayi. Wanitapun sama bisa mengerjakan tugas pria; memimpin di kantor, nyervis mobil , DLL. Nothing is impossible.

Jadi, semua harus anda pahami. Bahwa alasan itu melandasi anda hidup, sebagai khalifah atau pimpinan yang baik. Visi spiritual meramu kesadaran dari dalam hingga luar. Sebagai pemimpin di era kekinian kita hendaknya, pertama able; mampu melaksanakan tanggung jawab setiap daripada tugas kita masing-masing berdasarkan level serta kapabilitas. Kedua, Communicable; mengkomunikasikan pada mereka yang kita pimpin, beri alasan mengapa kita layak memimpin serta mereka mempercayakan kita. Instruksikan serta, mentori mereka, dampingi semampu kita. Seperti layaknya pemimpin dalam bisnis kita harus berani terjun ambil peran langsung hingga mencapai visi bersama yang jelas. Lakukan itu dalam diri, keluarga, kelompok, atau masyarakat, antar mereka dalam pencerahan pembaharuan untuk berdikari dalam kesadaran. Ketiga vulnerable; rentan, disini maksudnya kita menyadari bahwa kita adalah manusia yang rentan kelemahan serta kesalahan, jadi terima kritikan, atau terima mereka yang sebagian tidak menyukai cara kita, pikiran kita, bahkan ke-eksisan kita. Tak mengapa memang akan selalu begitu kasunyatannya. Inilah yang membuat kita justru terus belajar, bersabar, mawas, cerdas, trengginas, tanggap, tagon, matang secara jiwa. Dan membuktikan kita lulus sebagai khalifah di bumi.
............ ......... ..................... .................

Things are impermanent, they wear out and are lost;
relationship is constant friction and death awaits;
ideas and beliefs have no stability, no permanency.
We seek happiness in them and yet do not realize their immpermanency.
So sorrow becomes our constant companion and overcoming it our problem. Because we are great leader by universe.

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Kamis, 08 Maret 2018

Jer Basuki Mawa Bea (Hukum Pakem Kedagingan)

Ketika mengawali perjalanan spiritual, saya dihadapkan pada permasalahan utama yaitu masalah perut (kedagingan), sebelum menemukan jalan kerohanian. Guru demi guru pengajar jalan spiritual saya temui, rata-rata dari mereka menyengker atau tidak mudah begitu saja mengajarkan ajaran yang menurut mereka adalah sakral, mungkin hal pertama yang saya pahami; pertama Guru tersebut mampu menganalisa tingkat (panggraitan) pemahaman-wadah setiap calon muridnya, kedua; menyadari bahwa mereka harus menjaga kelinieran pola pikir masyarakat yang belum adequate (atau memilki tingkat kesadaran masing-masing), agar tidak terjadi ledakan yang memperkeruh suasana di dalam masyarakat luas tersebut, ketiga; pengaruh tradisi masa lampau yang di pegang teguh dengan prinsip kuat penuh loyalitas, yang diwariskan turun- temurun.

Saya tidak mempermasalahkan, masalah pertama ataupun kedua. Secara rasional itu masih bisa dimaklumi. Seiring berjalannya waktu serta proses menyelami diri lebih mendalam. Saya menemukan transformasi kesadaran baru, petunjuk yang matang dari ledakan sudut pandang saya yang bertransformasi dari olah rasa saya. Bagi saya masalah ketiga secara relevan saya maklumi sebagaimana menghormati sikap kesetiaan serta kebijaksanaan para guru serta sesepuh pembawa tradisi ajaran spiritual leluhur tersebut. Namun secara etimologis serta kekongkritan saya ingin membedah tradisi yang perlu dirombak dari pilar menyengker serta tidak memberikan upah harga yang pantas untuk mereka para guru dan ajaran luhurnya.

Nusantara memang terkenal akan kekayaan hal  magis, spiritual, serta menjadi kearifan lokal yang luhur tak ternilai harganya. Banyak orang-orang pinunjul, sakti, berjiwa kesatryawan dikisahkan pada masa lampau. Kini saya akan memaparkan sudut pandang baru berdasarkan laku kesadaran yang bertransformasi. Bila kekayaan spirit tersebut melahirkan kesaktian, lantas mengapa kita dahulu masih bisa dijajah oleh pihak asing begitu lamanya, menjadi budak serta penindasan melucuti taring kehormatan yang menjadi sejarah kelam tanah ini?. Salah satu kelemahanya adalah terlalu bijaksananya leluhur kita yang memegang prinsip loyalitas tinggi, serta kurangnya ketegasan yang sehat dan cerdik membuat leluhur kita mudah dijatuhkan pada masa itu. Lantas apakah kita ingin mengulangnya, tetap kuat pada tradisi vintage yang gagal tersebut?. Tentunya tidak seperti itu.  Memang kasus penindasan, serta kelaparan memaksa mereka untuk terbiasa dengan hal tersebut, hingga akhirnya menemukan produk laku asketik (tirakat) yang mujarab, karena keyakinan mereka dipertebal hingga menjadi energi yang sakti mandraguna. Namun sekali lagi leluhur kita tetap gagal, mereka lupa bahwa perut anak istrinya tak sekuat seperti mereka. Akhirnya mereka menyadari bahwa pangan, sandang, papan adalah pakem hidup kedagingan yang tak bisa disangkal. Ketika pihak asing dengan cerdik menaikan pajak upeti serta menghisap kekayaan pangan pribumi. Hanya satu jalan yang harus diambil, tunduk pada penjajah atau anak-istri mereka mati kelaparan. Tak berguna kesaktian bila tak dilandasi kesadaran yang cerdas.

Saya mengurai, hari demi hari saya tempuh memohon petunjuk pada Pemangku Semesta. Dari pertama saya yang suka berdiam diri dibalik layar merahasiakan ajaran leluhur yang diwariskan simbah-simbah serta guru-guru saya, karena prinsip tradisi warisan mereka yang sama saya pegang. Ternyata perlu dirubah serta ditransformasi, tidak selamanya kita terjebak tradisi absurd tersebut, berpangku tangan dibalik layar, menenggelamkan diri ketika kita sebagai anak kandung negeri harus menjaga tanah warisan Gusti ini. Tradisi sengker (tidak membabarkan kaweruh/ ilmu) serta tak adanya pemaharan (harga/ nilai) hanyalah ciptaan politik masa silam yang dibawa penjajah. Dengan bijaknya leluhur kita melindungi ajaran tersebut secara diam-diam agar tidak tercium penjajah dimasa itu, serta tidak adanya pemaharan (prestis) karena pada masa silam kaum pribumi mengalami serangan kemiskinan yang dahsyat akibat ulah penjajah, wajar bila tak ada ukuran uang untuk membayar gurunya, namun mereka sering menggantinya dengan pengabdian serta hasil perkebunan, atau ternak. Tak jarang simbah saya mesti mengajarkan untuk membawakan guru dengan (rokok-gula-kopi) bila ada ya diamplopkan seadanya hingga Sekarang. Sayapun kadang berfikir, guru saya punya anak-istri yang harus dikasih makan, dan uang saku. Kenapa upah untuk mereka lebih sedikit daripada guru ajar yang mengajar pendidikan di instansi.  Padahal apa yang mereka ajarkan lebih memiliki nilai yang bisa meresap kedalam tubuh spirit hingga tak jarang muridpun dicerahkan oleh ajaran yang disampaikan beliau.

Ada beberapa oknum menyatakan bahwa ilmu beliau itu ilmu gusti tidak boleh diperjual belikan. Waduh, bukankah segala ilmu yang tertumpah ruah juga berasal dari gusti. Sains, teknologi, yang kini menjulang tinggi. Hingga pemikir barat menemukan hal yang dianggap ghaib dan sakral hingga kini ditemukan dan dibuktikan menjadi jejaring signal serta internet yang berharga trilyunan, yang membuat penemunya menyumbang subsidi untuk kesejahteraan umat -kemanusiaan. Mereka orang barat membuat serta mengemas sesuatunya hanya dengan lebih terstruktur saja hingga layak dihargai dan diapresiasi. Tidak, tidak.., kita hanya terjebak dinamika politik sisa peninggalan masa lalu saja. Kita harus bangkit merubah paradigma lama dengan kesadaran baru. Bangsa kita bangsa besar, tanah kita tanah penuh kekayaan.  Seiring perkembangan zaman kita tak boleh tertinggal.

Saya beritahu pada anda banyak pihak barat mencuri serta membodohi kita, lihatlah namun kenyataannya kini budaya wayang kulit yang memiliki filosofi tinggi diakui sebagai warisan tak ternilai oleh UNESCO, budaya karawitan, tari-tarian, reog, DLL. Ayo bangkit selamatkan dan beri dukungan apresiasi pada warisan kita tersebut. Jangan menunggu diklaim milik asing sementara kita baru memprotesnya kesana - kemari, terlambat !. Mungkin ada esensi yang tak bisa dihargai/ dibeli yaitu proses pencapaian serta wadah kita masing-masing dalam menyerap ajaran leluhur. Serta mantra/ wejangan kususnya. 

Namun wedaran ajaran memang selayaknya kini dibuka, disebarkan, untuk membangkitkan jiwa-jiwa Agung nusantara untuk memapah transformasi bangkitnya kejayaan nusantara baru . Ajarkan, sebarkan, hargai dengan nilai serta kelayakan prestis pada generasi  berikutnya agar tidak musnah dan punah.  Kalau bukan kita siapa lagi. Ubah sudut pandang lama, kita hanya perlu inovasi baru untuk menyampaikan ajaran kuno dengan metode, bahasa, komunikasi secara masa kini, ketika generasi diubah menjadi generasi micin kids jaman now. Kita rubah pula polanya.

Analoginya seperti ini, mungkin kita bisa minum atau mengambil secara cuma-cuma air pada sumbernya. Tetapi bila air tersebut sudah dikemas menjadi merek tertentu misal aqua, atau apapun kita layak membayar/ menghargai inovasi tersebut. Seperti halnya, belajar spiritual kita bisa langsung menuju sumbernya (Tuhan) bila ingin mendapatkan gratis atau cuma-cuma. Namun bila kita membutuhkan seorang praktisi/ guru yang mengajarkan dari proses laku serta petunjuk dari pengalamannya, kita layak menghargai beliau sebagai inovasi yang ditemukannya dengan upah yang setimpal dengan ukuran manfaat kita masing-masing.

Mungkin kita melampaui kesadaran tertinggi dan menjadi Tuhan. Namun di bawah tubuh manusia sebagai jelmaan Tuhan yang harus menjalankan peran kita tak bisa berpangku tangan begitu saja. Dengan misi yang sudah diperuntukan untuk kita. Tanah kelahiran adalah surga warisan terakhir, dari keberadaan kehidupan. Menjaganya adalah sebuah kehormatan dan mandat langit.

SALAM BANGKIT KEJAYAAN NUSANTARA BARU...MERDEKA. ,, RAHAYU....

........... ........................... ...........................

Dalam menjalani peran kesatriyawan kita perlu berkorban bahkan terbuang keneraka sesaat tak mengapa, karena harus berperang serta membunuh untuk melindungi generasi cahaya. Nirwana akan mempermalukan kita sebagai satrya bila tindak kejahatan dan ketidakadilan di bumi dibiarkan merajalela. Apalagi mengijinkan pihak yang ingin merampas kedamaian serta kehormatan tanah leluhur kita sebagai warisan terakhir Sang Hyang Urip.

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Keintiman Bersama Tuhan (Inovasi Spiritual Kekinian)


Perjalanan hidup anda memang tidak dijanjikan oleh dunia untuk selalu lancar dan ringan. Segala hal yang terjadi dalam serangkaian pengalaman dalam kehidupan mematangkan jiwa anda semua, begitulah tujuannnya. Zaman terus bergerak maju begitu cepat, sementara anda masih berdiam diri terjebak hal yang itu-itu saja, menikmati bergosip, duduk mengkritisi pemerintahan di warung kopi, membaca Koran/ majalah yang tidak sehat breaking-news gosip politik kontroversial, iklan-iklan brand marketing yang terus berganti-ganti. Tanpa anda sadari gravitasi dunia membombardir anda, mengepung anda setiap harinya. Semua perubahan dianggap pembunuhan massal- sementara kondisi  mental akan mengalami penurunan setiap harinya. Menaik- turunkan emosional - serta membuat stress dan melelahkan.

Anda harus cermati, bahwa jalan untuk menemukan serta memproyeksikan suka-cita  hanyalan meluangkan waktu teduh dan intim bersama Tuhan anda. Anda mungkin lupa bahwa tidak perihal tubuh jasmani saja yang perlu makan, namun tubuh ruhanipun sedemikian, ia membutuhkan asupan gizi spiritual; pencerahan; pembaharuan setiap harinya. Mungkin setiap hari anda akan menjumpai kebosanan, kejenuhan, itu dikarenakan memang tubuh kita memiliki satu warisan DNA yang sangat dominan dari satu gen induk yang sama, yaitu stagnasi (tidak -berubah). Hampir dari seluruh tubuh manusia mencintai "ketakutan untuk menerima perubahan" yang berbuah apatis dan kemalasan.

Lihatlah, dunia ini memalsukan-serta mengaburkan visi spiritual anda, anda menikmati duduk berkumpul dengan gosip-membicarakan hal keburukan, prasangka-iri dengki, tanpa anda sadari anda menanamnya setiap hari hingga perlahan mengubur anda hidup-hidup. Nyaman, ya memang. Itu karena visi kerohanian anda redup tak bersinar. Anda lupa mengalami intim dengan Tuhan. Anda harus menerima laju perubahan, serta merubah pola hidup anda; ampuni mereka yang menyakiti anda, lepaskan segala rutinitas hidup anda luangkan waktu untuk teduh-intim kyusuk dalam Tuhan. Setiap hari anda hanya menikmati cahaya terik panas matahari, yang merebus suasana penat penghuni bumi. Malamnya hanya ditemani sepi yang menusuk dari cahaya bulan dan bintang, bangkit ..! think again....think again..., jangan biarkan cahaya duniawi mengubah anda menjadi hakim-hakim buruk dunia, yang suka mengutuk sesamamu.

Tingkatkan vibrasi spiritual anda, mungkin anda telah diajarkan bagaimana intim memasuki ruang Tuhan. Agama, keyakinan, aliran, bahkan ateis sekalipun, saya percaya ada sambungan tersendiri menuju hakikat-  sebenarnya diri (Illahiah). Temukan cahaya yang lebih besar diatas segala cahaya bahkan terik matahari serta pelita bulan sekalipun dilampauinya, yaitu dentum illahiah pelita yang membawa terang dari syafaat Tuhan di dalam hakikat diri.  Ibadah- esktase- asketik bagi saya bukan kewajiban, namun adalah hak atas setiap pribadi sebagai mahluk sekaligus hamba Tuhan. Saya katakan anda tak usah memaksakan diri anda bersujud  atau itim bersama-Nya. Justru itu hanya seperti robot yang yang diprogram untuk melakukan sebuah rutinitas saja. Namun sadari penuh bahwa itu telah menjadi hak anda, bahkan Tuhan tidak butuh apa yang anda berikan. Namun Ia merespon dari setiap hak yang diberikan pada anda, Tuhan mencintai manusia yang memiliki kemauan untuk berproses untuk sebuah target perubahan.

Percaya atau tidak bagi mereka yang meluangkan waktunya untuk intim bersama Tuhan, cahaya besar akan memancar dari diri mereka, menetralkan racun perkara-perkara duniawi yang memendekan sudut pandangan yang lebih luas, menyikapi serta memandang segala fenomena kehidupan dengan penuh kasih serta kebijaksanaan dalam lingkaran Illahi. Membuat tubuh menjadi lebih bersemangat dan terus mengalami transformasi (pembaharuan) secara spiritual maupun jasmaniah. Dan terjaga dalam ruang Tuhan, diluputkan dari segala marabahaya (Slamet-otot bayune) . Mengapa saya selalu menekankan untuk memaafkan/ mengampuni kesalahan orang yang anda anggap pernah menyakiti anda, karena itu jalan perang terbaik. Biarkan Tuhan yang mengambil alih bagian-Nya, serta memenangkan anda dalam peperangan tersebut. Mungkin tak berapa lama, orang tersebut akan hancur berantakan entah melalui rumah tangganya, serangan kangker, diabetes, stress lalu mati. Serta anda tak perlu menyaksikan hal itu. Mereka yang menanamkan bibit kebencian, dendam, kepicikan, akan hancur karena mereka luput dari perlindungan Tuhan. Energinya terpantul dari anda yang menjalani rutinitas dengan produk eling (tekun meluangkan waktu intim dengan Tuhan). Tak perlu takut, karena anda besar di dalam Tuhan, anda bisa melakukan apapun dalam hikmat serta karunia-Nya.

Mungkin dunia akan memandang anda kecil, rapuh, spele, saat anda membuat perbedaan dalam jalan kebenaran Tuhan atas karunia yang diperuntukan pada anda. Percayalah anda selalu memenangkan diri anda di atas tahta kemanunggalan anda dengan-Nya. Seorang hamba, rasul, nabi akan di kenang oleh zaman sebagai agen revolusioner pembaharuan setiap waktu dengan kesadaran cemerlang dalam God Present. Namun pada masa hidupnya mereka adalah orang,-orang yang selalu ditentang, dicibir, dicemooh, dikucilkan, dan dianggap remeh-temeh oleh dunianya. Namun kini apa yang menjadi keburukan itu diubah prespektifnya oleh waktu dan zaman. Mungkin anda tak pernah lupa prestasi agung Yessus, Muhammad, Bodysatva, Newton, Einstein. Dll. Bahkan siapapun yang ada, mungkin anda semua akan menjadi peraih prestasi besar tersebut di kemudian hari. God never die, he always live in your self. Nothing is impossible within....

Ingatlah sejarah akan tetap, namun prespektif dan paradigma selalu dan harus berubah. Berjalanlah dalam hadirat-Nya, upgrade dirimu setiap hari dengan intim bersama-Nya.  Jangan merasa puas dan nyaman dengan standar dunia. Karena dunia tak pernah permanen dan sejati. Bila kau genggam ia tetap pergi, uang akan kau tumpuk setiap hari namun tumpukan itu akan kau tinggal mati. Uang akan menjadi pengukur harga standar dunia, namun ia bukan segalanya. Tak ada sejarah bila uang membuat manusia menemukan kekekalan bahagia, buktinya hingga sekarang justru masalah timbul karena uang. Ekspresi cinta kasihlah yang nyata membuat seseorang menjadi ringan memandang suka - duka. Saya beritahu anda, kalau hidup anda diberkati Tuhan, jangan menaikan standar hidup anda tapi tingkatkan pemberian terhadap sesamamu. Karena hidup anda bukan ditentukan oleh apa yang anda hasilkan, namun oleh kesadaran anda sendiri.

…............... ................. .............. ............ ....

"Kalau hidup anda diberkati Tuhan, jangan menaikan standar hidup anda tapi tingkatkan pemberian terhadap sesamamu. Karena hidup anda bukan ditentukan oleh apa yang anda hasilkan, namun oleh kesadaran anda sendiri."

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Senin, 05 Maret 2018

Keuangan dan Ketuhanan

Uang dan Tuhan, mungkin dua hal ini yang tak bisa anda hindari dari sebuah kehidupan. Manakah yang harus menjadi prioritas dalam kenyataan menjalani hidup. Saya akan membawa anda pada apa yang membuat anda tumbuh bahkan hancur karena keduanya.  Semua tampak semrawut saat dua konsep ini membangkang dalam pikiran anda.  Saya akan mengubah mindset anda secara cemerlang, bagaimana mengajarkan anda untuk bijak dan sehat menempatkan keduanya.

Banyak kasus kejatuhan yang justru disebabkan karena uang. Apalagi dalam hal berumah tangga, penyebab divorce terjadi secara umum adalah masalah ekonomi-keuangan.  Tidak ada munafik dalam konsep keuangan  dan ketuhanan, seringkali uang lebih melemahkan kita. Saat tak punya uang hidup kita tampak tidak cemerlang, memperlambat gerak, serta mengubah emotional naik-turun. Tak ada dalam hati kecil orang yang memiliki cita-cita hidup miskin. Pasti dari mereka menginginkan kaya serta tercukupi secara financial. Untuk yang sudah tercukupi secara finansial, tak mengapa. Saya tetap akan memaparkan tentang konsep vital ini.

Kemiskinan tidak terukur oleh materi, perlu anda cermati dan pahami. Orang yang sudah tercukupi secara finansial sekalipun akan merasa kurang, menempuh tindak disharmonis sekalipun sering tak sadar mereka korupsi, DLL. Jadi bukan materi, tapi mental yang menjadi tolak ukurnya. Mental yang yang menentukan orang itu miskin atau kaya. Orang yang bermental kaya mereka akan cenderung merasa berkecukupan, menyukupkan dan melihat dimana mereka, kapan mereka, dan apa yang harus dilakukan dengan financial tersebut. Mereka cermat menaruh visitasi dari hidup mereka.

Sementara ketuhanan, konsep ini juga sering gagal dipahami, sebagian dari kita berpikir; Tuhan adalah seuatu yang terkurung dalam sebuah  kelembagaan, aliran, bahkan agama tertentu. Renungi ulang ubah mindset anda lebih universal-terbuka untuk menuju kebenaran spirit tentang konsep Tuhan. Saya akan mengatakan pada anda bahwa Tuhan itu bukan pribadi, namun mempribadi. Ia "tan keno kinoyo ngopo" atau tak terukur perwujudannya bahkan pikiran kitapun dilampauinya. Namun saya mempunyai konsep sederhana dari kata Tuhan untuk anda. Ketika anda terjatuh dalam lencana kehidupan ketika semua keadaan menjadi luluh lantah penuh kesemrawutan apa yang anda miliki hanyalah "harapan", ya begitulah konsep Tuhan secara sederhana Ia adalah harapan besar atas setiap kita.

Jadi, Ia lah prioritas karena Ia bagian tak  terpisahkan dari esensi anda sendiri. Jadi temukan visitasi Tuhan dalam diri anda renungi dan letakan keberharapan itu di dalam "incredible hope" dalam diri anda sendiri. Begitu cara mudah untuk menjangkau Tuhan. Kembali pada masalah keuangan, uang yang tergolong pada kategori hukum kesemestaan (sandang, pangan, papan) tidak bisa lepas dari tubuh kedagingan setiap manusia. Kesejahteraan muncul saat porsi ketuhanan dan keuangan yang dikelola dengan baik dan terarah. Jadi uang adalah penting dalam kehidupan, namun ia bukan prioritasnya.

Saat anda terjatuh, oleh masalah ekonomi-finansial, pertama tanyakan pada anda "where am I" atau dimana posisi anda, "where am I going" atau kemana saya pergi. Kedua hal itu mengecek apakah anda sudah berada di dalam kesadaran/ visitasi Tuhan yang benar. Dari situ anda akan merenungi apa penyebab anda jatuh, hal apa yang selanjutnya diambil.  Jangan menyesali akan hal tersebut, uang bisa hilang terbuang, namun saya percaya berkat tervital adalah kesehatan, dengan kesehatan anda bisa bangkit bekerja mencari uang yang telah hilang.  Biarkan uang yang hilang terbuang pada masa lalu menjadi biaya kuliah pada kehidupan, hiduplah baru dengan masa sekarang/ kekinian. Tuhan selalu ada dalam kemurahan, Ia sudah menaruh pada waktu, untuk setiap perencanaan-Nya yang besar dari setiap kita. Dari hal ini anda akan menemukan visitasi yang benar bahkan Tuhan sedang mengubah serta mengajari anda menemukan mental yang sehat, mental yang kaya dan kokoh.

Setelah visi baik anda temui dan kembalilah bekerja untuk mendatangkan uang yang lebih terkelola. Uang adalah hamba terbaik, namun ia akan berubah menjadi tuan yang menghambakan anda, ketika anda tidak memberikan peraturan padanya. Jadi bekerjalah untuk uang, dan peraturan dari diri anda adalah keutamaanya.  Karena perlu anda ketahui uang juga bisa menjatuhkan anda. Mental kaya yang didapat dari visitasi Tuhan, membuat kita adequate penuh kesiapan serta sehat-cerdas dalam mengelola financial. Mungkin banyak kasus orang miskin yang menjadi kaya, kemudian banyak teman-teman palsu yang akhirnya datang, kemudian menipu menggoda hingga mereka kembali terjatuh pada kemiskinan, ini karena mentalnya tidak kaya (ora kuat kanggonan derajat pangkat). Salah satu penyakit atau pencuri kebahagiaan anda dalam hal finansial adalah keserakahan, tak ada pakar ilmuan yang bisa mendeteksi penyakit ini kecuali diri sendiri yang penuh hikmat - kesadaran Tuhan. Orang serakah sering jatuh pada mental kemiskinan yang menyengsarakan.  Jadi, perlu kecermatan mintalah hikmat visitasi dari Tuhan.

Perlu anda ketahui, anda harus membuat target yang jelas dalam hidup anda terutama untuk persoalan financial. Level pertama berdoalah pada Tuhan secara detail katakan pada-Nya tentang harapan anda. Ketahuilah Tuhan itu maha detail, lihatlah semua penciptaan-Nya, adakah yang tidak detail. Jadi affirmasi visi yang jelas; katakan secara detail pada Tuhan. Saat berdoa.  Level selanjutnya pendalaman, yaitu menguatkan serta lebih memantapkan keyakinan-tekad dengan ekstase/ tirakat/ puasa, perlu anda catat saat melakukan hal ini isi dulu hati anda dengan visi permintaaan yang jelas. Sering orang yang datang pada Tuhan melakukan puasa dengan tujuan yang kosong. Ini kurang tepat, anda berarti plin plan, tidak penuh Iman. Iman itu realistis, jadi saat mau puasa misal,  tentukan visi keinginan anda sebelum melakukan puasa. Jadi niatkan bahwa " aku ingin bisnisku lancar Tuhan" baru puasai/ tirakati hal itu, seperti itu akan lebih mujarab. Tuhan tinggal mengedit sedikit rencana anda sesuai tekad anda untuk disesuaikan dengan gambaran rencana Tuhan.

Serta dari setiap pendetailan hal itu kita akan lebih mengetahui keajaiban serta terkabul- tidaknya permintaan tersebut. Sering dari kita berdoa tidak penuh hikmat dan detail, saat dikabulkan kita sering lupa-tidak tahu, membuat kita lupa bersyukur pada Tuhan. Mulai sekarang ubah mindset kita, bahwa uang adalah bagian dari keseluruhan pemenuhan kebutuhan untuk memapah jalan kesejahteraan selama berada dalam mental yang baik dan visitasi Tuhan.

Kebahagiaan tidak berada pada ukuran materi, bagi saya setiap level dari kebahagiaan ditentukan dari cara kita menikmatinya, ada 100 % kebahagiaan dari setiap pemberian atau jalan takdir kita. Tergantung kita menikmatinya. Makanan dengan harga puluhan juta dengan Kelas premium akan terasa enak bila benar serta cukup dengan cara menikmatinya, termasuk soto atau makanan diwarung pinggiran juga sama enaknya bagi yang mampu menikmatinya dengan carannya sendiri, derajat kelas materi akan lenyap dengan kesadaran mental kaya-sehat dan kemampuan mencukupkan. Namun sebagian dari mereka yang gagal dalam berkesadaran akan merasa makanan mahal itu banyak kolesterol yang menyebabkan penyakit bla.. bla... , sebaliknya lagi merasa makanan murahan itu tidak menjamin keseterillannya juga rentan bakteri dan bla..bla..

Perlu anda garis bawahi,  kesejahteraan surgawi setelah kematian yang diidam-idamkan mistahil di dapat, bila kesejahteraan hidup tidak sanggup dipenuhi. Bukan soal uang, ke religiusan, serta bakat anda, namun pengelolaan dari semua itu dengan tepat guna sesuai kemantapan kesadaran anda dalam mendewasakan diri di dalam naskah kehidupan yang ditulis Tuhan, yang membuat kesempurnaan daripada melebur dalam dimensi mater dan imateri.

…................. ................................ .................

Kebahagiaan tidak berada pada ukuran materi, bagi saya setiap level dari kebahagiaan ditentukan dari cara kita menikmatinya, ada 100 % kebahagiaan dari setiap pemberian atau jalan takdir kita. Tergantung kita menikmatinya.

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Minggu, 04 Maret 2018

Rendah Hati

Kita sering merasa canggung, kawatir, bahkan takut saat menyampaikan kebenaran yang universal dari pembelajaran jalan spiritual. Kita sering merasa menjadi seperti seorang narapidana oleh lingkungan sekuler. Tumpul saat menjadi minoritas sering disudutkan dipandang sebelah mata. Namun jangan kawatir dengan semua itu. Kita tetap harus menjadi penyampai dan pembawa kebenaran akan keuniversalan Tuhan.

Saya akan menyampaikan beberapa cara menjadi minoritas yang besar di dalam Tuhan. Pertama percaya kekuatan Tuhan dalam setiap kita. Jangan kawatir Tuhan selalu melindungi kita dalam hikmat dan keniscayaan. Kedua bersikaplah rendah hati untuk menjadi besar. Saat orang-orang tidak lagi menyisir rambutnya, keluarga tidak mau makan masakan yang dihidangkan, semua seperti kacau berantakan, kehilangan arah hidup dan jalan pencerahan; saat itu juga jadilah agen pengharapan bagi mereka, anda bersikaplah ramah, santun, tetap rapi cantik-tampan dengan murah senyuman pada mereka yang kehilangan harapan.  Berkati mereka, katakan pada mereka bahwa kehidupan belum usai, masih ada harapan keindahan didalamnya. Tuhan mencintai, dan selalu menyertakan kekuatan pada orang-orang seperti ini.

Jika orang besar selalu dekat dan kemudian jatuh pada kesombongan, hal ini umum dalam kisah dunia. Namun bila orang yang kecil bisa besar dengan rendah hati ini justru langka dalam kehidupan. Anda tidak perlu takut serta kawatir untuk menyampaikan jalan kebenaran yang universal pada mereka, entah ditempat kerja anda, lingkungan tempat tinggal,atau dimanapun. Anda yang menjadi minoritas karena kesadaran anda yang berada di level di atas mereka, anda yang dihakimi, di tuduh sesat atau apapun. Tetaplah rendah hati, tunjukan kebenaran itu dengan buah laku-kebenaran dari Iman nurani anda; berkati mereka setiap saat, sapa mereka dengan ramah, mudahlah mengucapkan " terimakasih " pada siapapun bukan pada orang yang besar saja, yang mungkin sering membantu anda dengan jabatan atau harta- pangkat, tapi juga pembantu anda dirumah, sopir taksi, atau bahkan pengamen jalanan yang menyanyikan lagu untuk anda.

Hargai mereka, kasihi mereka. Ucapkan kata - kata ramah lembut, bahkan doakan mereka setiap saat. Disitulah vibrasi pencerahan sedang tumbuh menyebar menyembuhkan serta memperindah diri anda, serta kehidupan. Kita akan menjadi besar dengan sikap rendah hati tersebut. Jika masih ragu, kenyangkan diri anda dengan menyelami diri kembali, luangkan serta beri ruang diri anda untuk intim dengan Tuhan saat dirumah/ dimanapun bila memungkinkan. Berdoalah dengan mendalam, meditasi,atau sembahyang sesuai keyakinan yang anda imani selama ini. Lalu ketika pergi beraktifitas entah ditempat kerja atau dimanapun, sisanya adalah anda yang harus cermat melihat secara jeli,untuk mengambil keputusan saat dihadapkan pada situasi serta kondisi. Jangan menyerah pada nasib dan situasi-kondisi, jangan mudah diubah lingkungan. Kita telah memutuskan menjadi saksi melalui diri kita  akan kuasa serta kinerja Tuhan, kita ambil bagian itu dalam menjalankan peran. Jadilah pembawa perubahan dalam kehidupan atau minimal untuk anda sendiri; jadilah pemberani di dalam kerendahantian.

Rendah hati bukan berati kita menjadi lemah, bahkan penakut. Saya akan menceritakan pada anda; seorang OB yang bekerja di sebuah perusahaan besar di Surabaya. OB ini mungkin hanya dipandang spertiga dari seluruh penghuni di dalam perusahaan tersebut, namun ia tetap selalu berlaku ramah, dengan rendah hatinya. Ia tulus dan ringan tangan dalam mempersembahkan diri untuk melayani di dalam pekerjaannya tersebut. Mungkin selama ini ia hanya dipandang sebelah mata oleh penghuni perusahaan tersebut. Bahkan sang Bos (direktur) yang memberi gaji padanya pun tak pernah bertatapan muka dengannya selama beberapa tahun ia bekerja. Suatu saat terjadi keadaan genting menimpa perusahaan tersebut, kebakaran besar hampir melenyapkan perusahaan tersebut.  Seluruh karyawan-bahkan yang berada di dalam gedung keluar berhamburan untuk menyelamatkan diri, sementara pemadam kebakaran berusaha menjinakan apinya.  Tampak Direktur perusahaan tersebut datang dari mobil yang dikendarainya ia menangis dan berteriak histeris, menyerukan masih ada data-data berkas diruangannya yang amat penting. Hal itu membuat semua tampak panik. Dalam hal genting, tak butuh lagi pangkat proffesor, doctor, bahkan gelar P.HD sekalipun. Orang tak lagi butuh serta memandang hal itu.

Semua tampak terbelalak saat melihat sang OB naik di atas sebuah mobil yang berada diparkir sekitar kerumunan masa. Lalu ia berteriak menenangkan suasana, memberi instruksi dari atas mobil. Selanjutnya ia yang mengambil alih komando tim pemadam kebakaran bahkan beberapa petugas polisi ditempat itu. Dan semua seperti takluk mengikuti instuksinya. Kemudian ia mendekat pada pak direktur, menanyakan dimana arsip disimpan lalu ia berlari masuk ke dalam gedung yang masih tampak sisa api yang menyala-nyala. Sementara beberapa orang meneriaki keputusan si OB mengambil tindakan tersebut yang membahayakan dirinya.

Selang beberapa waktu, ia pun keluar dengan tas ransel berisi tumpukan data-data serta surat -surat penting. Sementara petugas pemadam menyelesaikan tugasnya dibantu beberapa orang sekitar. Sangat menakjubkan direktur itu berlari memeluknya, serta tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih padanya. Beberapa tepuk tangan meriah kemrisik disana.  Orang-orang yang mengapresiasinya, yang awalnya acuh, tak kenal kini melihat ia menjadi sosok pemimpin tangguh. Direktur menjadikan ia manager pada salah satu cabang perusahaan tersebut, kini ia membawahi beberapa ratus kariyawan dan office management.

Lihatlah betapa besar kuasa Tuhan, Ia mengubah si OB dalam waktu sekejap, kekuatan rendah hatinya membuat ia diubah oleh vibrasi dalam pengambilan keputusan yang cermat, ia berani menantang ketakutannya. Ia hanya mengandalkan Iman besar. Membuat jiwa kepemimpinan yang sempat disembunyikan nasib kini terbuka, serta ia membuat hidupnya diubah drastis. Mulai sekarang jangan canggung lagi dengan diri anda, keadaan anda, tak selamanya minoritas akan terus dibawah, dipandang sebelah mata. Serta rendah hati dianggap lemah dan kecil bagi mereka para penguasa pangkat-harta jabatan. Tuhan pemilik kedaulatan. Terus selami diri, temukan lagi keajaiban yang masih tertidur pulas, tak usah mengatakan pada Tuhan anda ingin mukjizat, anda ingin besar, cukup katakan "Tuhan jadikan aku indah rupawan, damai sejahtera di dalam kemuliaan-Mu didalamku, biarkan sekarang aku yang berada di dalam-Mu, bukan Engkau yang hanya didalamku, ambil aku, pakai aku dalam segala peranku".  Sisanya ambil bagian anda untuk menyampaikan berkat dan kemurahan Tuhan. Buat takluk dunia sekitar anda dengan kekuatan rendah hati. Seperti si OB yang membungkam seluruh orang-orang di dekat gedung, bahkan petugas polisi yang hanya menundukan kepala saat kekuatan Tuhan hadir dari mulut si OB.

" Be nice, be humility, nothing afraid within our Lord every moment inside room of universe, seen and prove power of humility in your life"

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Kamis, 01 Maret 2018

Meditasi

Meditasi adalah " jalan". Meditasi yang sering kliru dalam pemahaman bahwa meditasi harus mengikuti serangkaian laku paten (yang ditetapkan), harus memfokuskan diri pada penangkapan vision yang beragam warna dan macamnya dalam lapisan alam kasat saat diri memasuki alam dibawah sadar.

Sementara bertolak belakang dengan alam pikiran yang selalu meyakini sebuah paham kebenaran yang telah diupgradekan semenjak lahir dalam diri oleh lingkungannnya.  Ini yang sering menjadi gejolak-gejolak pejalan spiritual. Perlu kecermatan dalam menganalisa segala macam bentuk dari hakikat pemahaman meditasi.

Bagi kesadaran saya meditasi ada dua yaitu meditasi secara pasif dan meditasi secara aktif, serta disesuaikan dengan tujuan daripada meditasi tersebut. Karena sesungguhnya keseluruhan dari tindakan gerak maupun diam tubuh kita secara material dan immaterial adalah pola meditasi karena meditasi adalah jalan menuju pencapaian suwung-wening.

Meditasi aktif adalah ketika kita menjalani kehidupan kita sehari-hari secara sadar, dan tetap eling - waspada dengan segala tarikan situasi-kondisi sekitar diri (kita merasa sedang diamati/ berada dalam panggung layar Sang Sutradara Kehidupan). Sementara meditasi pasif adalah meditasi yang dilakukan dengan menghentikan aktifitas pancainderawi, sementara memasuki penggunaan panca indriyawi (indera batin). Sering disebut samadi/ ekstase.

Menyadari dengan menempatkan indera pendengar; hanya untuk mendengar, melihat; hanya untuk melihat, merasa; hanya untuk merasa, membau; hanya untuk membau, mengecap; hanya untuk mengecap. Hingga kemudian menyatu menjadi vibrasi indriyawi atau menangkap suara interpersonal (bukan, laki-laki-perempuan, tua-muda, dll). Yang itulah sejati sebagai pancaran suara tanpa rupa rasa sejati yang di kelola Sang Guru Sejati (pola aku yang sedang mengamati seluruh realitas diri tanpa hijjab).

Sementara rangkaian meditasi adalah rangkuman dari laku (persiapan-perhitungan-kejadian yang akan..), lelaku (kejadian yang sedang terjadi; dialami; dilakukan dari persiapan dan perhitungan), dan lelakon (kejadian yang telah terjadi dari proses laku dan lelaku; hasil akhir dari setiap tindakan yang menjadi kisah setiap pribadi).

Seseorang pejalan tetap membutuhkan Guru/ fasilitator untuk mengadobsi beberapa pengalamannya, yang di gunakan sebagai peta analisis dirinya sendiri untuk menempuh meditasi menuju pencapaian hingga ia tertuntun oleh guru sejatinya sendiri. Akan rawan dan berbahaya bila seseorang akan mampu menjalani segala jalan menuju dirinnya sendiri tanpa tertuntun oleh guru personalnya (manusia) yang sudah sampai dahulu. Karena tak adanya peta analisis yang terarah dan teruji. Walaupun nantinya laku proses tersebut tetap disesuaikan pada setiap wadah, kapabilitas, serta kemampuan dari setiap pribadinya sendiri-sendiri.

Yang sering dijumpai mereka banyak tersesat ke arah yang tidak tepat guna dan adequate, terjebak alam perdemitan dan jebakan kuasa arwah-arwah gentayangan. Ketika mempelajari sesuatu tanpa pendampingan fasilitator/ guru yang sudah memiliki pengalaman pencapaian. Namun dikembalikan lagi pada tujuan pribadinya sendiri-sendiri dalam memilih jalan takdir yang tepat untuk dirinya sendiri.

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Guru Sejati

Manusia adalah jelmaan dari semesta, terdiri dari berbagai lapis realitas, serta trilyunan komposisi penyusunnya yang disatukan dalam satu wadah yaitu badan wadag (raga). Serta sempurna di sebut “manusia”. Lalu manusia itu memiliki sesuatu esensial materi anima yang disebut “JIWA”. Jiwa adalah realitas yang hidup dan kekal. Jiwa adalah wahyu “urip” atau hidup yang merupakan turunkan dari wahyu kahuripan (kesemestaan). Jiwa juga merupakan identitas dari setiap manusia atau transkrip langit.
Dalam lintas pararel jiwa pula yang mampu melakukan perjalanan atau menjadi langgeng abadi (sesuatu yang terus tumbah dan berevolusi). Saat turun kembali ke bumi entah karena misi atau tarikan gravitasi dalam rangka penyelesaian karma, segala jiwa dengan berbagai level tingkat kesadaranpun akan mengalami amnesia, karena harus menempuh alam percepatan cahaya (garba/kandungan). Sebagai sarana mereka menjadi manusia fana dalam hukum kebumian.

Namun jiwa-jiwa yang telah masuk pada tubuh raga dan menjadi manusia dibekali track record atau kotak data serangkaian  identitas dari kehidupan sebelumnya,  yang berada pada beberapa bagian diantaranya; pada tulang sulpi (tulang ekor) dimana cakra kundalini berlokus, serta pada beberapa sel special yang dibawa DNA (secara material). Secara immaterial, data tersebut berada pada alam adikodrati (kesadaran level 1) yang dibawa oleh kakang kawah-adi ari-ari (malaikat/saudara kasat pendamping), kemudian kesadaran akan meningkat pada kesadaran berikutnya level 2; kesadaran saudara 4 atau sedulur 4, dan selanjutnya kesadaran level 3; kesadaran kalimo pancer (sang jati diri/ Guru sejati).

Mekanisme kinerja cakra kundalini adalah: mengatur berbagai macam sistem energi pada manusia, yang digunakan untuk menghidupi penyinaran cakra-cakra lain, termasuk energi penyinaran pada cakra ke tiga (cipta). Dengan meditasi dan laku-laku ektase yang tekun cakra kundalini akan mensinkronisasi antara cipta, rasa, karsa yang masuk lebih dalam pada alam immaterial untuk mengakses data-data lintas alam pararel (realitas tak kasat).  Hingga masuk pada step kesadaran level pertama; manusia mulai menyadari “bahwa dia adalah manusia” bergerak menggunakan insting dan ituisi, yang dikendalikan pedanyangannya (kakang kawah-adi ari-ari). Selanjutnya manusia masuk pada step kesadaran level dua; mereka menyadari “bahwa dia adalah mahluk berada dibawah tuanya (Tuhan)” bergerak berdasarkan kehendak, niat, ambisi dan osebsi, yang masing-masing dikendarai ke 4 saudaranya.

Kemudian pada kesadaran terakhir ialah kesadaran akan kalimo pancer atau mencapai inti diri atau berkiblat dan bercermin pada sang jiwa. Pada kesadaran inilah “manusia menyadari kembali siapa mereka sebenarnya,  mengerti akan segala hukum realitas, dan memahami dia sebagai maniefestasi dari pelukisnya sendiri (kembali ingat total/ eling)” bergerak berdasarkan tutunan rasa sejati yang diejawantah sebagai Sang Guru Sejati. Guru Sejati merupakan Sang IMMORTAL atau maniefestasi Sang Gusti pada setiap kawulo/ manusia. Dia sering disebut atman, ruh kudus, atau nur Muhammad. Guru Sejati merupa atau mengidentitas dalam jiwa sebagai kawujudannya. Yang merupa seperti wajah serta bentuk setiap kawulo/ wadag manusiannya. Sementara sering diilusikan bahwa bertemu Tuhan itu, ketika kita telah mampu melihat dan berbicara dengan rupa dan bentuk yang mirip dengan kita sendiri saat melakukan wening/ samadi / meditasi, bahkan bermimpi.

~ Tunjung Dhimas Bintoro

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...