Senin, 30 Oktober 2017

Buah Roh

Dalam hidup buah roh kata pastor favorite saya, Ko Philip Mantofa. Merujuk pada esensi sikap kasih sebagaimana wujud dari Tuhan yang mempribadi. Ko philip pernah berdiskusi tentang hal ini saat saya belajar memahami iman kristus. Sebagai seorang pastor dan ahli teologi. Beliau memaparkan bahwa iman rohani yang mendalam terhadap kristus adalah keintiman terhadap Tuhan.

Intim terhadap Tuhan, adalah suatu kondisi dimana " Ke-aku-an" dilebur, menggenapi dari sudut pandang Philip Mantofa. Bahwasanya "Ke-aku-an" sejatinya tidak bisa dilebur melainkan dilemahkan. Adapun mekanisme ke-aku-an merujuk pada kuatnya hasrat pikiran. Memang berpikir adalah lambang kemanusiaan kata Roodin, namun melalui pikiran pula manusia merusak dirinya dari lingkungan yang direasorbsi melalui proses berfikir.

Salah satu tindakan sebagai proses melemahkan ke-aku-an dalam iman kekristenan yang diajarkan Yessus adalah pentingnya sikap mengampuni atau memaafkan. Dari satu ajaran itu membuat jiwa saya menerima iman kristus sebagai maniefestasi pesan Tuhan. Tidak salah bilamana Yessus disebut Tuhan, karena ada empat teoritif untuk mengemukaan keberadaan dan wujud Tuhan.

Pertama ; Adalah Tuhan sebagai bentuk "kekosongan/ suwung" sesungguhnya memang awal mula dan asal muasal material ini adalah ketiadaan. Seperti keterangan Hawking tentang quantum fishikanya "bahwa terlalu berlebihan bilamana manusia menyebut Tuhan sebagai pencipta, nyatanya semestalah yang melakukan evolusi dan revolusi dalam memberadakan dan meniadakan materialnya".

Kedua; Tuhan sebagai bentuk realitas semesta tanpa batas meliputi alam fisik dan metafisik. Bumi, planet, bintang, air, api, laut, manusia dan apapun adalah wajah bentuk Tuhan. Atau perejawantaahan dari organ panel atau gatranya.

Ketiga; Tuhan yang mempribadi, bahwa ada keyakinan bahwa Tuhan mempribadi atau menyosok dalam bentuk manusia sebagai perwujudannya. Seperti Tuhan yang diyakini menyosok sebagai Wisnu dan Sri Krisna dalam kitab-kitab hindu. Dan dalam Al-kitab ia adalah menyosok sebagai Yessus Kristus. Mungkin secara fragmatis Tuhan juga menyosok sebagai Muhammad dalam Nur-Nya.

Keempat; Adalah Tuhan personal, inilah Tuhan yang diakui secara personal (pribadi) yang merujuk pada iman agamawi dan budaya skeptis. Misal orang Islam menyebut Tuhan sebagai Allah SWT, Orang Kristen menyebut Tuhan sebagai Yessus Kristus,  orang Hindu sebagai Sang Acintya, serta orang Budha sebagai Sang Hyang Widi. Yang merupakan stake holder kesadaran akan Tuhan dilevel dasar. Biasanya ini yang menjadi timbulnya skip-skip dalam suatu golongan.

Merujuk pada kasunyatan bahwa Tuhan sendiri adalah dimensi tanpa batas maka, saya pun menerima dengan kesadaran total sebagaimana keterbatasan saya dalam mengakses data Tuhan untuk kemudian menyelami terus-menerus sebagai proses belajar menjadi lebih bijak dan ringan yang merupakan wujud bakti dan sembah saya dalam iman yang luas dan lues. Walau secara raga saya harus menyesuaikan jasad saya dalam tradisi muslim. Dalam jagad batin sesungguhnya menghilhami dan menyerap dari semua sudut dan dimensi semesta yang luas dan melampaui pikiran saya.

Dengan kondisi seperti itulah niscaya buah-buah roh yang diungkap oleh Ko Philip Mantofa. Merupakan bentuk nyata dari seseorang yang sudah menyatu/ manunggal dengan Tuhan. Dimana segala sikapnya mencerminkan sikap Tuhan yang penuh kasih dan kewelasan. Lebih leluasa dalam menuntun dirinya sendiri pada jalan kristus sebagai cahaya kebenaran. Sementara secara universal saya memahami bahwa Tuhan setiap saat menuntun kita dari isi hati yang berlantun getaran suara tanpa rupa. Adapun iman adalah keyakinan yang mendalam atau kekusyukan dalam kepekaan menerima pesan dari sanubari. Dan melantunkan doa-doa, blessing, dan meditasi (laku-laku asketik spiritual) sebagai usaha melemahkan dan sedikit mengurangi dentum-dentum pikiran yang terlalu berlebihan yang membuat skip-skip presepsi yang samar-samar menjatuhkan dan membelokan.

~ Tunjung Dhimas

Foto by: GMS Sby.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...