Selasa, 05 September 2017

10 Pakem Urip Manusia


Dalam kehidupan berdasarkan kesadaran dan proses permenungan menuju wening, penulis menemukan beberapa analisis mengenai hukum realitas yang berlapis perlahan mulai disingkap dan terbuka. Pertama dimulai dari menyelami relung rasa sejati yang berlokus dipusat hati yang memancarkan getar sonar atau vibrasi terhadap material serta imaterial di jagad ruang waktu (kahanan). Kemudian menganalisis dengan panca inderawi yang terbatas, melakukan triangulasi dari beberapa fenomena, pengalaman, teori aplikatif dari berbagai praktisi, guru, mursyid, dosen dan pakar yang sudah pernah melakukan serta mereduksi segala bentuk penangkapan atas keseluruhan realitas.

Namun perlu digaris bawahi apa yang telah tertulis merupakan pradaya kognitif penjenuhan benang merah dari hasil riset penulis secara terbuka berdasarkan sudut pandangan dan pemahaman pribadi, serta bahasa pribadi yang mengarah pada tataletak etnis "Jawa" karena merupakan budaya dimana penulis dibesarkan oleh lingkungannya, namun tidak lantas menutup kemungkinan pengayaan bahasa bisa dipahami dengan bahasa pembaca berdasarkan latar belakangnya masing-masing. Bila ada kurang dan lebihnya bisa dilengkapi bahkan disangkal dan dijadikan kajian ulang yang lebih signifikan serta mewadahi. Adapun kerangka penemuan penulis tersebut mengenai 10 pakem dasar hidup dan hukum kausalitas akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Jejer Pesinggahan (Gusti Maha Tunggal) . Kondisi yang masih suwung belum ada titah dan proses masih alam sunya ruri (gelap kosong). Masih kesatuan dalam satu (Esa). Maka kondisi ini dikatakan Tuhan masih belum ada dalam sebut (sunyi, kosong, suwung). Baru menyabda menjadi segala proyek kolosal pemberadaan akan materi yang berawal dari imateri (dalam hukum kuantum fisika adalah perpendaran dark matter dan ordinary matter hingga terapan relativitas dan fibonanci). Baru merambat menuju dimensi berikutnya, dari garis oblingual dan teropongan pelaku spiritual ini disebut "jejeran" atau kawiwitan (orang jawa menyatakan endog amun-amun; uap air kauripan yaitu materi pertama yang tak terukur dalam satuan matematika; namun vibrasi getarannya bisa ditangkap seperti dengung saat kita menyumbat telinga (tawon gumana) dan merambat bergerak menuju dimensi 1 hingga seterusnya).

2.  Manunggaling Kawulo Gusti (dualisme) merupakan geseran selanjutnya dari hukum pakem 1, lahirnya titah dualisme karena cahaya sudah lahir dari materi bulan dan matahari hingga kemudian menjadi orbit keseluruhan bima sakti. Karena jejer kawiwitan sudah menyentuh pintu qodrat dan iradat (membelah dua karena lahirnya material dari imaterial / fisik dan metafisik/ghaib dan wadag). Maka adanya manusia wadag hawa dan adam dari kontemplasi DNA semesta feminim dan maskulin (wadon lanang; laki perempuan). Yang keduanya di hembusi nafas dan tirta Sang Tuhan (wahyu urip ; nur muhammad; nur kudus) dan menggatra imateri -materi yang menjadi kesatuan (jisim-wadag). Manusia ini juga disebut "Eka" / satu ( karena manusia itu mikrokosmos/jagad alit / wahyu urip) karena "Eka" merupakan satu dalam "banyak" atau satu yang menjelma banyak namun sejatinya satu tak ada manusia yang sama meskipun kembar. Sementara Esa itu satu (sumber/Tuhan) yang merupakan induk penjelmaan di pakem 1 disebut wahyu kahuripan bukan urip. Eka dan Esa ; manusia dan Tuhan; Serupa tapi tak sama (analoginya Tuhan itu laut manusia itu air laut didalam gelas, bedanya Tuhan tanpa batas manusia terbatas gelas atau raga jadi Tuhan itu sifatnya panguasa serta manusia itu kuasa ; panguasa tanpa batas sementara kuasa itu terbatas).

3. Trimurti ; telu-telune atunggal atau tiga yang manunggal. Hukum turunan manusia setelah pakem 2. Rumus (Tuhan + Ayah + ibu= jabang bayi) diturunkan menjadi rumus ( Tuhan + nur ilafi/sperma + nur jasmaniah/ darah= nur urip/nur muhammad/kudus). Pada umumnya Tuhan pun butuh titahnya untuk mewahyukan nur urip, secara lumrah begitulah asal manusia wadag yang dapat dilihat atau dinyatakan kecuali menus/manusnya. Dimungkinkan ada di ranah singkapan lain. Setiap pakem bisa di jabarkan dan digelar lagi tapi saya hanya membahas pokoknya saja. Misal pakem dua manunggaling kawulo gusti bisa diungkap tak hanya hubungan manusia dan Tuhan, bisa hubungan sejoli, baik-buruk, manusia-iblis, dll dalam kazanah menjalani hidup. Dan trimurti ini bisa dalam kazanah lain seperti pokok santri + kyai+ kitab Al-Quran, Pemimpin+wakil+rakyat, terdakwa+Jaksa+hukum. Dll. Jadi pakem yang saya tulis adalah dasar menjalani hidup mukti pakarti berdasarkan "kesadaran". Karena dasar manus dan manusia dimulai dari 10 pakem ini.

4. Sedulur papat (air: mutmainah, angin: Supiyah, api: amarah, tanah: aluamah). Sedulur papat ini merupakan asisten Tuhan ia yang merawat jabang bayi (bibit manusia wadag) hingga tumbuh dan berkembang. Kemudian ia menjadi nafsu untuk syarat bayi tersebut bisa bertumbuh dan berkembang dalam urip/hidup. Empat saudara ini sebelumnya juga tanpa nama lalu menjelma menjadi gonodoko dan lainnya bisa di lihat di buku metseba karya : S.H. Dewantoro. Hingga diturunkan menjadi nafsu empat dan malaikat empat. Mutmaimanah/air duduknya di hati, supiyah/ angin duduknya di mata, amarah/api duduknya di telinga, dan aluamah/bumi duduknya di perut. Serta menjelma jadi malaikat pelindung  Jibril duduknya di bahu, mikhail duduknya di mulut, izroil duduknya di tangan, izrofil duduknya di kaki. Dan ketika bayi dalam kandungan sedulur papat menjelma kakang kawah dan adi ari-ari kemudian saat sang bayi lahir kakang kawah adi ari membelah diri menjadi pangganda dan pangrasa (tanpa nama tanpa wujud) tapi ia penuntun dan pemberi petunjuk atau sedulur tua duduknya di pusar dan ubun-ubun. Dulur papat dalam jagad ageng menjelma 8 arah mata angin.

5. Limo Pancer (kiblat/tengah/ manuskrip sejati/nur muhammad/nur kudus/wahyu urip/ guru sejati). Limo Pancer adalah gravitasi penarik (ekpansi/penyeimbang). Merupakan jiwa sejati manusia jelmaan Tuhan. Ia yang dijaga dan dilindungi sedulur papat karena ia jelmaan Tuhan yang diperintahkan Tuhan untuk dijaga. Sekaligus penengah  dan penyeimbang, disitulah manusia dikatakan mahluk yang paling sempurna/khalifah. Sesungguhnya iya penyeimbang jagad sekaligus wakil Tuhan. Orang jawa selalu menyatakan bahwa "uwong urip kenggonan tengah". Coba buktikan selama anda hidup dan bergerak dimuka bumi ini anda selalu berada ditengah, karena anda menjadi kiblat 8 mata angin. Yang termaniefestasi menjadi barat, selatan, utara, timur dll. Dan itu yang sering juga dikatakan orang jawa sebagai goda kencana karena kiblat kita yang seharusnya menarik di pusat qolbu justru ketarik 8 arah mata angin tersebut yang berbentuk gebyare dunyo lan pepaease rerupan (kemerlapan duniawi yang fana dan indah dalam kepalsuan).

6. Kahanan ruang waktu (petungan hari), bulan, dan tahun). Sebagai manusia hidup ternyata kita tak bisa lepas dari gulungan,  ruang waktu (kala). Makanya ada hitungan weton dan pasaran hari. Orang jawa mempercayai adanya bermacam energi dalam gulungan ruang waktu yang menduduki nama hari, bulan, dan tahun. Semuanya serba kompleks bisa menpengaruhi satu sama lain dalam jangka samudera waktu. Bahkan dalam sejarah agama dan kepercayaan apapun pakem ini tetap dipakai.

7. Langit saf pitu (kesifatan dan tataran) ketika Muhammad dikatakan naik pada sidrattul muntaha atau mencapai langit saf 7 / alang-alang kumitir bukan lantas ia terbang secara wadag lahiriah namun mengerti akan kesifatan dan tataran dalam kaweruh (kesadaran Illahiah). Kesifatan 7  itu antara lain dalam jagad ageng ( makro kosmos ) adalah 1. Air allah Maha Kuasa; 2. Angin allah maha suci; 3. Matahari allah maha luhur; 4. Api allah maha penyirna; 5. Bumi allah maha adil; 6. Bulan allah maha welas asih; 7. Bintang allah maha kamulyan. Sementara kesifatan itu menduduki tataran jagad alit (mikrokosmos) dimulai dari 1. Sunsum; 2. Tulang; 3. Darah; 4. Daging; 5. Otot ; 6. Kulit; 7. Bulu.
Ketika seseorang menyadari realitas kemenyatuannya dengan Sang Maha Agung satua Esa dan eka dari
Kesifatan dan tataran jumbuh makro dan mikro kosmos ini dikatakan sebagai keseluruhan kausalitas maka disebutlah " ALLAH SWT".

8. Tinari (Janji/ketitiwancian) pakem ini membahas akan janji, orang jawa meyakini adanya janji atau ikrar kesejatian pada setiap sukma sayekti (ruhiyah) pada manusia. Saat ia masih di alam adikodrati. Atau dalam serat jawa karangan rangga warsita di ungkap sebagai "ngunduh wohing pakarti". Bila dijabar ini dianggap karma atau utang piutang laku, lakon, dan lelaku. Janji ini pula yang menjadi seretetan pradaya manusia bisa hidup dan turun ke madyapada ini. Janji tak selalu menduduki tarikan karma namun juga misi sekaligus pakem-pakem hukum alam yang semestinya ditaati. Bila manusia melanggar maka sengkala dan bendu akan menjadi janji yang menagih ketetapan kepastian semesta tersebut. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Terjadi apabila manusia berlebihan dan kurang dalam menjalani pakem atau kodratnya. Sebagai ikrar janji materi dan imateri keseluruhan semesta ini. Dan itulah benih dosa secara nyata. Akibat kosekuensi atas janji yang dihantam free willnya sendiri.

9. Murba wisesa songo (babahan 9) ini merupakan hierarki menuju pakem terakhir, angka sembilan merupakan angka sakral menurut kepercayaan jawa kuno (kapitayan). Angka ini melambangkan angka abadi dan kuat sekaligus lambang hidup sulit dimatikan. Dalam tataran manekung angka sembilan merupakan lambang lubang sembilan yang pantang disumbat, dan syarat mutlak duduknya urip pada manusia. Dalam perkalian 9 angka yang dikalikan kemudian digandengkan akan bertemu 9 lagi karena angka ini benar hidup dan sulit dimatikan dalam pasaran adalah pahing (yang panas dan kaku). Misal 9× 1 = 9,
9×2 = 18 (1+8= 9), 9×3 = 27 (2+7= 9).Dan seterusnya maka selalu ketemu 9. Salah satu teropongan seorang almarhum pelaku spiritual di lereng lawu KH. Muhammad Umar. Angka sembilan adalah angka tua dan sakral, banyak kode sakral di dalam semesta ini  seperti rahasia kiamat yang terjadi pada tahun 9 berjejer 9, bayi lahir 9 bulan 10 hari, 9 lubang pada manusia yang merupakan pinulyan maujud, jumlah bibit mahluk 1  dimensi atau ancient ones yang juga berjumlah 9 dalam satu jangka periode jagad gumelar, serta adanya deretan tataran bima sakti planet 9 yang pernah dilacak pelaku spiritual Moch Yunus  dari sidoarjo. Yang pernah ditemui penulis sekaligus pembimbing spiritual. Maka pakem 9 ini sangat tidak memungkinkan dijabarkan secara gamblang karena adanya hak privasi Illahiah yang berbendu bila dijabarkan secara gamblang dan tertulis.

10. Tutup Melebur (Kembali Suwung/innalillaihi wainailahi rojiun). Pakem ini adalah titik tolak awal dan akhir merupakan jauhar awal dan akhir. Kembali pada kondisi semula atau pakem satu yaitu kekosongan. Hilangnya titah, atau dalam pewayangan adalah bratayudajayabinangun. Perang saklek matinya hanoman, semar, rahwana yang sirna (paripurna). Bali marang sangkan paran. Kondisi samporna (meleburnya seluruh material). Dan memulai udar gelung wiwitan seperti sedia kala. Atau dijejeri ulang. Dan begitu seterusnya. Jika kiamat sugro itu kematian raga manusia maka kiamat kubro adalah peleburan keseluruhan kausalitas semesta hingga kembali pada Sang Suwung.

Demikian 10 pakem urip manusia yang dapat dijabarkan penulis, adapun kekurangan sekaligus terlalu saklek untuk diterima maka penulis hanya banyak mengucap pengampunan akibat keteledoran seperangkat tubuh wujud ini. Rahayu....

(Tunjung Dhimas Bintoro)
05/09/2017

Sumber;

~ Tuhan Segala Agama; W. Mustika
~ Metseba; Setyo Hajar Dewantoro
~ Pencak Silat Merentang Waktu; O'ong Maryono
~ Wirid Hidayat Jati ; Damarshasongko
~ Implementasi Pemahaman Ajaran Pencak Silat PSHT dalam kehidupan bermasyarakat kab Magetan pada masa transisi pengurus; tesis Tunjung Dhimas Bintoro.
~ Tab recorder wawancara dan pengalaman penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jalan Sutra

Cinta ini kupendam dalam hingga tak beraturan. Membuat semuanya serba berbenturan. Aku menyadari cinta pernah membuatku menjadi pemberontak...